TEMPO Interaktif, Tangerang: Penghuni Taman Safari Indonsia Cisarua Bogor bertambah dengan diterimanya delapan ekor hewan langka dari Balai Besar Karantina Pertanian Bandara Soekarmo Hatta.
Delapan binatang langka tersebut terdiri dari empat ekor burung Nuri berasal dari kawasan Timur Indonesia seperti Irian, Maluku dan sekitarnya. Nuri itu terdiri dari satu jenis ornet, satu ekor nuri kepala hitam dan dua ekor nuri orange. Tambahan lainnya, tiga ekor anaconda dan seekor hewan primata Malu-malu atau dikenal dengan sebutan Kukang (Nycticebus coucang).
Menurut Sarami Prastiti, kurator hewan Taman Safari Indonesia, hewan yang diserahkan ini memang termasuk langka dan akan dipelihara di taman safari sebagai lembaga konservasi eksitu Indonesia. ”Satwa liar sitaan kita pelihara dengan baik,” ujarnya kepada Tempo dibandara Soekarno Hatta.
Hewan langka yang diserahkan Selasa (25/5) di gedung karantina kawasan bandara Soekarno Hatta ini merupakan hasil sita hewan tanpa sertifikat dan masih hidup.
Menurut Susilo, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Bandara Soekarno Hatta, penyelundup membawa satwa tersebut tanpa dilengkapi dokumen seperti sertifikat kesehatan. Sehingga beresiko membawa penyakit hewan menular atau pengganggu tumbuhan yang berbahaya. "Terutama penyakit yang tidak ada di Indonesia,” katanya.
Burung Nuri, kata dia, rencananya akan diselundupkan ke Negara Arab Saudi dengan menggunakan pesawat Saudi Arabian Airlines SV-820. Terciumnya penyeludupan itu bermula dari pemeriksaaan melalui X-ray terhadap empat buah tas yang dicurigai berisi hewan. Setelah digeledah di dalam tasnya, selain berisi pakaian ternyata terdapat 30 ekor satwa burung.
Sedangkan Malu-malu atau Kukang hendak diselundupkan ke Jepang di terminal II D, Jumat (1/5) lalu oleh seorang warga negara asing. Satwa primata Malu-malu ini termasuk salah satu jenis satwa liar yanng paling sering diperdagangkan. Boleh jadi karena bentuknya lucu dan menggemaskan. Binatang ini juga dianggap membawa hoki atau keberuntungan bagi warga Jepang dan Timur Tengah sehingga jadi sasaran perburuan dan perdagangan liar.
JONIANSYAH