Menurut Sagom, saat ini sebanyak tujuh kapal perang TNI Angkatan Laut dengan persenjataan lengkap melakukan patroli rutin di Ambalat. Ketujuh kapal itu, kata dia, bertugas secara bergantian untuk mengawasi dan mengusir kapal Malaysia dari perairan Ambalat.
Akhir-akhir ini kapal perang Malaysia berulang kali memasuki perairan Ambalat. Sabtu lalu, kapal Malaysia KD Baung-3509 diketahui memasuki perairan Ambalat sejauh 7,3 mil. Kapal perang cepat itu berhasil diusir sejam kemudian oleh KRI Untung Surapati-872 dibantu dua KRI lain.
Sebelumnya, KRI Untung Surapati dan KRI Hasanuddin-366 pekan lalu juga mengusir KD Baung dari Ambalat. KRI Untung Surapati juga mengusir kapal Malaysia KD YU-3508 yang memasuki perairan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, sejauh 12 mil.
Tak hanya lewat laut, Malaysia juga menerabas wilayah Indonesia lewat udara. KRI Untung Surapati dan KRI Hasanuddin mendeteksi satu helikopter dan satu pesawat Beechcraft jenis intai maritim milik Malaysia memasuki wilayah udara Indonesia.
Dalam catatan TNI, sejak Januari 2009 sedikitnya sembilan kali Malaysia memasuki wilayah Indonesia. Kendati demikian, kata Sagom, tak sekalipun terjadi kontak senjata. “Kalau TNI menembak, itu adalah keputusan politik negara,” katannya.
Sagom berharap, pemerintah segera melakukan langkah-langkah diplomatik untuk menyelesaikan persoalan ini. “Supaya perbatasan kedua negara menjadi jelas,” ujarnya.
ANTON SEPTIAN | ANTARA