Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

TNI Siap Berperang di Ambalat

image-gnews
TEMPO/Santirta M
TEMPO/Santirta M
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Perairan Ambalat kembali bergolak. Setelah kapal perang Malaysia berkali-kali menerobos wilayah Indonesia, Tentara Nasional Indonesia bersiaga. Sejak Rabu lalu, TNI Angkatan Laut telah mengerahkan tujuh kapal bersenjata lengkap untuk berpatroli di perairan antara Sulawesi dan Kalimantan itu.

Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen mengatakan Indonesia siap bertempur untuk mencegah kapal milik Tentara Diraja Malaysia kembali memasuki perairan Indonesia. "Kami mengingatkan mereka bahwa Ambalat adalah perairan kita," kata Sagom saat dihubungi kemarin.

TNI Angkatan Udara juga menyiapkan dua unit pesawat Boeing 737 dan satu unit Sukhoi 27/30 untuk beroperasi di perairan Ambalat. Komandan Pangkalan Udara Balikpapan Letnan Kolonel Agus Pandu Purnama mengatakan ketiga pesawat itu saat ini bersiaga di Makassar.

Sabtu lalu, kapal Malaysia, KD Baung-3509, tepergok memasuki perairan Ambalat sejauh 7,3 mil. Sejam kemudian, kapal perang cepat itu diusir oleh KRI Untung Surapati-872, dibantu dua kapal perang lainnya.

Sebelumnya, KRI Untung Surapati dan KRI Hasanuddin-366 mengusir KD Baung dari Ambalat. KRI Untung Surapati juga mengusir kapal Malaysia, KD YU-3508, yang memasuki perairan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, sejauh 12 mil.

Tak hanya lewat laut, Malaysia juga menerabas wilayah Indonesia lewat udara. KRI Untung Surapati dan KRI Hasanuddin mendeteksi satu helikopter dan satu pesawat Beechcraft jenis intai maritim milik Malaysia memasuki wilayah udara Indonesia.

Dalam catatan TNI, sejak Januari 2009, sedikitnya sembilan kali Malaysia menerobos wilayah Indonesia. Sejauh ini, kata Sagom, tak sekali pun terjadi kontak senjata. "Kalau TNI menembak, itu adalah keputusan politik negara," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

TNI berharap pemerintah Indonesia segera melakukan langkah-langkah diplomatik untuk menyelesaikan persoalan ini. "Supaya perbatasan kedua negara menjadi jelas," ujar Sagom.

Juru bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengatakan perundingan dengan Malaysia soal Blok Ambalat menemui kendala karena Malaysia tengah mengganti tim perundingnya. "Kami menunggu tim perunding baru," kata Faizasyah saat dihubungi kemarin.

Menurut Faizasyah, pemerintah sudah 13 kali berunding dengan Malaysia soal Ambalat. Tapi, hingga putaran perundingan terakhir pada Mei tahun lalu, kedua negara belum bersepakat soal batas-batas negara di perairan itu. "Perundingannya tak mudah," ujar dia.

ANTON SEPTIAN | FIRMAN HIDAYAT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Utusan Khusus Indonesia-Malaysia Bertemu Bahas Ambalat

10 Agustus 2015

Retno Marsudi. dok. TEMPO/Yosep Arkian
Utusan Khusus Indonesia-Malaysia Bertemu Bahas Ambalat

"Batas wilayah maritimnya belum selesai," ujar Retno.


Sengketa Ambalat, Kemenlu Keluhkan Ini untuk Protes Malaysia

3 Juli 2015

Pasukan Marinir TNI-AL menuju KRI Lampung di Dermaga E Markas Komando Armada Timur, Surabaya (2/1). 130 Marinir tersebut akan bertugas di perairan Ambalat,  menjaga perbatasan Indonesia dengan Malaysia. TEMPO/Fully Syafi
Sengketa Ambalat, Kemenlu Keluhkan Ini untuk Protes Malaysia

Untuk dapat melayangkan nota protes, Kementerian Luar Negeri membutuhkan informasi rinci.


Kemenlu Belum Terima Bukti Pelanggaran di Ambalat

29 Juni 2015

TEMPO/Santirta M.
Kemenlu Belum Terima Bukti Pelanggaran di Ambalat

Kementerian Laur Negeri sebenarnya sudah mengirim nota protes terkait pelanggaran wilayah udara Ambalat ke Malaysia pada Februari lalu.


Dua Kapal Militer Malaysia Kembali Masuk Ambalat

13 Oktober 2009

Dua Kapal Militer Malaysia Kembali Masuk Ambalat

Dua kapal Tentara Laut Diraja Malaysia KD YU-3508 dan KD Ganas-3503 terpergok masuk ke perairan Ambalat Kalimantan Timur.


Tujuh Kapal Perang Terus Pantau Ambalat  

4 Agustus 2009

KRI / TEMPO/Fransiskus S
Tujuh Kapal Perang Terus Pantau Ambalat  

Sekitar tiga bulan terakhir ini tidak ada lagi pelanggaran batas wilayah perairan Indonesia oleh kapal asing. "Sudah tidak ada pelanggaran perbatasan," ungkap Harapap.


Ditanya Ambalat, Menteri Pertahanan Malaysia Tolak Berkomentar

28 Juni 2009

Ditanya Ambalat, Menteri Pertahanan Malaysia Tolak Berkomentar

Kami tidak membicarakan Ambalat, juga Manohara. Itu porsinya Jakarta, kata Datuk Ahmad.


Menlu Hassan Wirajuda: Ambalat Bukan Konflik Kedaulatan

22 Juni 2009

Menlu Hassan Wirajuda: Ambalat Bukan Konflik Kedaulatan

"Tidak ada satupun negera di dunia yang punya kedaulatan pada landas kontinen," ujarnya.


Arif H. Oegroseno: Peta Malaysia Diprotes Banyak Negara

22 Juni 2009

TEMPO/Arnold Simanjuntak
Arif H. Oegroseno: Peta Malaysia Diprotes Banyak Negara

Problem awal itu Malaysia mengeluarkan Peta 1979. Pertanyaannya, mengapa mereka mengeluarkan peta itu, sedangkan perundingan sudah akan selesai.


Menteri Luar Negeri Malaysia Kritik Pers Indonesia Soal Ambalat

16 Juni 2009

Menteri Luar Negeri Malaysia Kritik Pers Indonesia Soal Ambalat

Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Anifah Aman menganggap pemberitaan tersebut marak terkait dengan pemilihan presiden di Indonesia 8 Juli ini.


TNI AL Bantah Larang Wartawan Ikut ke Ambalat

12 Juni 2009

TNI AL Bantah Larang Wartawan Ikut ke Ambalat

Tapi TNI memang membatasi publikasi menyangkut sengketa ambalat agar tak menambah panas dan berujung pada keresahan masyarakat.