Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Departemen Perikanan dan Kelautan Diminta Lindungi Nelayan Perbatasan

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Samarinda: Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantan Timur meminta Departemen untuk segera melindungi aktifitas nelayan di kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia. Hingga kini mereka takut melaut karena dibayang-bayangi pengusiran yang disertai intimidasi Tentara Malaysia terhadap nelayan yang tertangkap melaut di Ambalat.

"Kami sudah mengirim surat ke departemen, meminta agar melindungi nelayan kami di perbatasan," kata Kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Timur, Khaerani Saleh saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (4/6).

Menurutnya, nelayan di kawasan perbatasan seperti di Nunukan, Tarakan dan Bulungan sangat bergantung hidupnya dari perairan Indonesia yang disengkatan saat ini. Ia menjelaskan, tak hanya nelayan, para pengusaha pembenihan udang yang ada di Tarakan dan Bulungan juga sangat terganggu atas munculnya konflik ini. Mereka terancam tak bisa menjalankan usahanya karena kesulitan mendapatkan induk udang Windu dari para nelayan.

Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan, di Tarakan terdapat sembilan Cool Storage yang menampung hasil panen udang windu dari para petambak. Dari 18.000 ton per tahun produksi udang windu Kalimantan Timur, Kota Tarakan penyumbang terbesar. "Udang Windu kita dieksport ke Jepang dan beberapa negara asia bahkan hingga ke negara di Eropa," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kherani mengharapkan departemen akan berkoordinasi dengan TNI Angkatan Laut yang terus bersiaga di Ambalat hingga kini untuk melindungi nelayan. "Mereka itu mengais rejeki di negara sendiri," ujarnya.

Sebelumnya pernah terjadi nelayan asal Tarakan, Supardi ditangkap dan diusir tentara Malaysia saat melaut di perairan Amabalat, pekan lalu. Tak hanya diusir, Supardi sempat menjalani interogasi dan intimidasi oleh tentara Malaysia sebelum ia dilepaskan ke perairan Berau. "Dia negaku sempat kepalanya didorong oleh tentara Malaysia," kata Sappe pemilik kapal yang digunakan Supardi.

FIRMAN HIDAYAT 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Utusan Khusus Indonesia-Malaysia Bertemu Bahas Ambalat

10 Agustus 2015

Retno Marsudi. dok. TEMPO/Yosep Arkian
Utusan Khusus Indonesia-Malaysia Bertemu Bahas Ambalat

"Batas wilayah maritimnya belum selesai," ujar Retno.


Sengketa Ambalat, Kemenlu Keluhkan Ini untuk Protes Malaysia

3 Juli 2015

Pasukan Marinir TNI-AL menuju KRI Lampung di Dermaga E Markas Komando Armada Timur, Surabaya (2/1). 130 Marinir tersebut akan bertugas di perairan Ambalat,  menjaga perbatasan Indonesia dengan Malaysia. TEMPO/Fully Syafi
Sengketa Ambalat, Kemenlu Keluhkan Ini untuk Protes Malaysia

Untuk dapat melayangkan nota protes, Kementerian Luar Negeri membutuhkan informasi rinci.


Kemenlu Belum Terima Bukti Pelanggaran di Ambalat

29 Juni 2015

TEMPO/Santirta M.
Kemenlu Belum Terima Bukti Pelanggaran di Ambalat

Kementerian Laur Negeri sebenarnya sudah mengirim nota protes terkait pelanggaran wilayah udara Ambalat ke Malaysia pada Februari lalu.


Dua Kapal Militer Malaysia Kembali Masuk Ambalat

13 Oktober 2009

Dua Kapal Militer Malaysia Kembali Masuk Ambalat

Dua kapal Tentara Laut Diraja Malaysia KD YU-3508 dan KD Ganas-3503 terpergok masuk ke perairan Ambalat Kalimantan Timur.


Tujuh Kapal Perang Terus Pantau Ambalat  

4 Agustus 2009

KRI / TEMPO/Fransiskus S
Tujuh Kapal Perang Terus Pantau Ambalat  

Sekitar tiga bulan terakhir ini tidak ada lagi pelanggaran batas wilayah perairan Indonesia oleh kapal asing. "Sudah tidak ada pelanggaran perbatasan," ungkap Harapap.


Ditanya Ambalat, Menteri Pertahanan Malaysia Tolak Berkomentar

28 Juni 2009

Ditanya Ambalat, Menteri Pertahanan Malaysia Tolak Berkomentar

Kami tidak membicarakan Ambalat, juga Manohara. Itu porsinya Jakarta, kata Datuk Ahmad.


Menlu Hassan Wirajuda: Ambalat Bukan Konflik Kedaulatan

22 Juni 2009

Menlu Hassan Wirajuda: Ambalat Bukan Konflik Kedaulatan

"Tidak ada satupun negera di dunia yang punya kedaulatan pada landas kontinen," ujarnya.


Arif H. Oegroseno: Peta Malaysia Diprotes Banyak Negara

22 Juni 2009

TEMPO/Arnold Simanjuntak
Arif H. Oegroseno: Peta Malaysia Diprotes Banyak Negara

Problem awal itu Malaysia mengeluarkan Peta 1979. Pertanyaannya, mengapa mereka mengeluarkan peta itu, sedangkan perundingan sudah akan selesai.


Menteri Luar Negeri Malaysia Kritik Pers Indonesia Soal Ambalat

16 Juni 2009

Menteri Luar Negeri Malaysia Kritik Pers Indonesia Soal Ambalat

Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Anifah Aman menganggap pemberitaan tersebut marak terkait dengan pemilihan presiden di Indonesia 8 Juli ini.


TNI AL Bantah Larang Wartawan Ikut ke Ambalat

12 Juni 2009

TNI AL Bantah Larang Wartawan Ikut ke Ambalat

Tapi TNI memang membatasi publikasi menyangkut sengketa ambalat agar tak menambah panas dan berujung pada keresahan masyarakat.