TEMPO Interaktif, Jember: Dalam sepekan, Rumah Sakit dr Soebandi Jember, Jawa Timur, mencatat tiga pemuda tewas akibat nenggak minuman keras dan over dosis pil dextro. "Mereka tewas akibat menelan 30 butir pil dextro. Dokter juga menemukan alkohol dalam tubuhnya," kata drg Arif Setyoargo, Kamis (4/6).
Masing-masing korban minuman keras adalah Anshori, 18 tahun, asal Dusun Jegung, Desa Suren, Kecamatan Ledokombo, Paidi, 21 tahun, pemuda asal Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari, dan Dani Trianto, 21 tahun, pemuda asal Desa Seruni Kecamatan Jenggawah.
Menurut Direktur RSUD dr Soebandi Jember, dr Yuni Ermita, ketika dibawa ke RSUD, kondisi Dani sudah tidak sadarkan diri dan mendapat perawatan intensif di ICU. Namun dia tidak tertolong meski mendapat perawatan intensif. "Kondisinya memang sudah koma karena jumlah pil dextro yang dikonsumsi terlalu banyak hingga mematikan pusat susunan syaraf, tepatnya batang otak (Medula Oblongata),"katanya.
Selama bulan Mei-Juni 2009, jumlah pasien "overdosis" miras dan pil dextro yang dirawat di RSUD dr Soebandi Jember sebanyak 20 orang. Sebanyak 11 orang di antaranya meninggal dunia dan sembilan orang berhasil disembuhkan.
Kepala Satuan Narkoba Polres Jember, Ajun Komisaris Polisi Edi Sudarto, mengaku heran dengan masih bertambahnya korban tewas akibat "overdosis" miras dan pil dextro di Jember. Sampai saat ini, yang tercatat sebanyak 15 orang pemuda Jember yang tewas akibat menenggak miras yang dicampur pil generik yang dijual murah dan bebas itu.
"Polisi agak kesulitan untuk menangkap penjual pil dextro karena jenis obat itu dijual bebas di pasaran," katanya.
Meski demikian, kata dia, polisi Jember akan melakukan razia terhadap pengedaran pil dextro yang diduga kuat menjadi penyebab tewasnya sejumlah pemuda di Jember. "Polisi menghimbau kepada warga Jember untuk tidak mengkonsumsi pil dextro secara berlebihan karena pil dextro bisa digunakan untuk obat batuk dengan dosis yang benar," katanya.
MAHBUB DJUNAIDY