TEMPO Interaktif, Purwokerto:Petani di Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah, terpaksa memanen padi lebih awal. Ratusan hektar sawah terendam banjir akibat hujan dan angin kencang menyebabkan padi rusak.
Wiryameja, 63 tahun, petani asal Desa Gentawangi, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, mengaku terpaksa memanen padi sebelum waktunya karena terjangan angin kencang dan terendam air. “Padahal, padi saya usianya baru sekitar 60 hari,” katanya.
Ditambahkan Wiryameja, dirinya rugi Rp 4 juta karena sekitar 600 meter persegi padi di sawah rusak berat. Biasanya, sawahnya mampu panen 5-6 ton, kini hanya panen 3-4 ton saja. Harga jualnya pun turun drastis, dari Rp 1.900 menjadi 1.200.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Banyumas Wisnu Hermawanto mengatakan sejumlah daerah di Banyumas memang rawan terendam banjir. “Sekitar 550 hektar yang paling rawan terendam banjir,” katanya, Jumat (5/6).
Menurutnya, area sawah yang rawan banjir terdapat di tiga kecamatan, di antaranya Kecamatan Sumpiuh, Kecamatan Tambak, dan Kecamatan Kemrajen.
Di kecamatan itu, kata dia, kalau hujan deras pasti terendam. Apalagi kalau hujan lebih dari tiga hari, tanaman padi bisa puso. “Kami sudah siapkan benih bagi petani yang sawahnya gagal panen,” imbuhnya.
Sementara di Cilacap, akibat hujan deras yang mengguyur dalam beberapa hari terakhir membuat sawah seluas 128 hektare di dua kecamatan masing-masing Kawunganten dan Bantarsari terendam banjir. “Sejumlah petani sudah berinisiatif untuk memanen dini meski usia padinya baru sekitar 50 sampai 60 hari,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Cilacap, Gunawan.
Menurut Gunawan, banjir yang terjadi di Kawunganten dan Batarsari yang merendam ratusan hektar sawah itu akibat rusaknya saluran irigasi. “Saat ini, kami tengah berusaha memperbaiki saluran irigasi yang rusak,” katanya.
ARIS ANDRIANTO