TEMPO Interaktif, Malang: Sekitar 135 hektar sawah petani di Kepanjen, Sumberpucung, Jabung, dan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur, diserang tikus. Hama ini tak hanya merusak padi, tanaman palawija petani juga dilahap.
Untuk mengendalikannya, kini warga tengah menebar racun tikus. Namun, ternyata binatang pengerat ini kebal, bahkan menyerang hampir seluruh jenis tanaman termasuk jenis palawija. Akibatnya, produktifitas tanaman merosot dan petani rugi.
Tajinan Wahyu Widiarto, petani di Desa Randu Gading, mengaku rugi hingga enam juta rupiah. Separuh dari lahan sawahnya seluas 1 hektare diserang tikus. "Di Kampung kami, tikus merusak lahan sawah seluas 45 haktare," katanya, Jumat (5/6).
Selain menggunakan racun serangga, petani juga beramai-ramai memburu tikus. Seperti yang dilakukan Wahyu bersama kelompok taninya. Tak luput, Wakil Bupati Rendra Kresna juga bergabung membasmi hama tikus. Puluhan petani membawa berbagai macam pentungan dan cangkul, mereka membongkar sarang tikus dan membasminya.
Menurut Kepala Pertanian Kabupaten Malang, Purwanto, cara mengatasi tikus bisa dengan cara melepaskan puluhan ular sebagai musuh alami tikus. "Keseimbangan ekosistem juga terganggu, ular berkurang sehingga populasi tikus meledak," jelasnya.
Ia mengingatkan petani untuk mentaati rencana tata tanam global untuk agar tikus tak menyerang tanaman secara bersamaan. Petani juga diminta mewaspadai ancaman hama penggerek batang yang juga merusak tanaman padi petani.
Purwanto berharap hama tikus ini tak menganggu produksi gabah di Kabupaten Malang. Pada 2008 produksi gabah meningkat 26 persen menjadi 460 ribu ton dari sebelumnya 350 ribu ton. Saat ini, produksi gabah surplus hingga 38 ribu ton, selain untuk memenuhi kebutuhan warga Malang juga dipasarkan di sejumlah daerah sekitar Malang.
EKO WIDIANTO