TEMPO Interaktif, Jakarta: Bank Indonesia (BI) memperkirakan rasio kredit bermasalah bisa mencapai level 6-7 persen pada 2009 dalam skenario terburuk.
Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah mengatakan sektor ekonomi yang rentan mendongkrak kenaikan kredit bermasalah adalah bidang perdagangan, termasuk restoran dan hotel, pertanian, dan pertambangan.
"Tapi kenaikan itu tak sampai menggerus rasio kecukupan modal ke bawah 15 persen karena bank memiliki kemampuan untuk menyerap semua risiko, baik risiko kredit dan risiko pasar," kata Halim di Jakarta, Kamis (4/6).
Menurut dia, bank sentral telah melakukan uji ketahanan yang menunjukkan perbankan dalam kondisi solid sehingga mampu menahan gejolak ekonomi global. Hasil uji tersebut di antaranya adalah, dari sisi risiko kredit dengan penurunan kualitas kredit sampai 20 persen tidak akan menyebabkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) kurang dari 8 persen.
Kedua, penurunan harga surat utang negara sebesar 25 persen tak akan menggerus CAR di bawah 8 persen. Ketiga, dari sisi risiko pasar berupa kenaikan suku bunga hingga satu persen belum ada yang mengalami penurunan CAR di bawah 8 persen, meski saat ini komposisi dana bank adalah jangka panjang.
Keempat, depresiasi nilai tukar apabila menguat sampai Rp 5 ribu per dolar Amerika Serikat dan pelemahan sebesar 10 persen untuk utang valas berjangka tiga bulan tak akan menggerus CAR bank di bawah 8 persen.
EKO NOPIANSYAH