TEMPO Interaktif, Nusa Dua - Pemerintah berencana menggunakan pinjaman siaga yang disediakan Jepang tahun ini demi menjaga stabilitas perekonomian.
Informasi ini disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu di sela seminar tahunan Bank Indonesia di Hotel The Laguna, Nusa Dua, hari ini.
Namun, ia belum mau menyebutkan rincian rencana tersebut, baik waktu penarikan, besarannya, maupun penggunaannya. "Besarannya nanti ya, lihat dulu keadaan pasar," kata Anggito.
Bulan April lalu, Jepang memberikan fasilitas pinjaman siaga senilai US$ 1,5 miliar dalam mata uang yen sebagai cadangan penerbitan Samurai Bond. Dana tersebut akan diberikan melalui Japan Bank for International Cooperation.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pinjaman siaga tersebut dirancang untuk mengelola ketahanan ekonomi Indonesia mengahadapi situasi global. Selain menopang defisit anggaran, pinjaman berdenominasi Yen diperlukan untuk mengurangi tekanan mata uang terhadap dolar Amerika Serikat.
Pinjaman siaga dari Negeri Sakura merupakan bagian dari fasilitas yang diperoleh Indonesia dari empat mitra dengan jumlah total US$ 5,5 miliar.
Selain Jepang, lembaga lain yang menyediakan pinjaman adalah World Bank, Asian Development Bank, dan pemerintah Australia. Rencananya, dana akan digunakan untuk dua tahun anggaran, yakni 2009 dan 2010.
Hingga Mei tahun ini, pemerintah telah menerbitkan surat utang negara senilai Rp 93 triliun. Adapun target penerbitan surat utang negara 2009 (gross) ialah Rp 142,3 triliun.
BUNGA MANGGIASIH