Dia melanjutkan, harga minyak saat ini yang telah menembus US$ 70 telah mewakili "kondisi normal". Hal itu terkait penurunan cadangan dan prediksi International Energy Agency tentang kenaikan permintaan dunia.
Faktor lain yang juga memicu kenaikan adalah konsumsi bahan bakar minyak di Amerika Serikat dan tanda-tanda awal pemulihan ekonomi di AS dan Cina. Khelil menambahkan, anggota Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) juga tak mengubah kuota produksi mereka. "Saya rasa harganya akan terus naik. Mungkin stabil atau jatuh hingga US$ 65-70 per barelnya," kata dia.
Dalam perdagangan akhir pekan lalu harga minyak turun setelah mengalami kenaikan dalam seminggu, akibat aksi ambil-untung yang dipicu oleh menguatnya dollar Amerika Serikat. Harga minyak jenis light sweet (bahan bakar bermutu tinggi) turun US$ 0,64 menjadi US$ 72,04 di perdagangan New York Mercantile Exchange (NYMEX).
NASDAQ.COM | RIEKA RAHADIANA