TEMPO Interaktif, Jakarta: Kemitraan Global untuk Keamanan di Jalan Raya atau Global Road Safety Patnership (GRSP) Indonesia memastikan pemerintah belum memiliki data kecelakaan resmi dan akurat setiap tahunnya.
"Sebab data dari instansi terkait, seperti Kepolisian dan Jasa Raharja selalu beda," kata Ketua GRSP Indonesia Giri Suseno di sela-sela acara Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan 2009, di Jakarta, Selasa (16/6).
Menurut Menteri Perhubungan kabinet terakhir Presiden Soeharto itu, Kepolisian dan Jasa Raharja selalu merilis angka kecelakaan di Indonesia berkisar belasan ribu. Sementara, pada 2004 Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (UGM) melansir korban meninggal akibat kecelakaan di Indonesia sudah mencapai lebih dari 30 ribu orang. "Dari 30 ribu itu, 65 persennya adalah pengguna motor dan umumnya orang berusia produktif," ujarnya.
Ia menganggap kondisi ini sebagai bukti belum ada komitmen bersama untuk bertanggung jawab terhadap keselamatan. Padahal sampai saat ini angka kecelakaan di Indonesia trennya terus meningkat. "Hanya, berapa angkanya, kami juga belum tahu," kata dia.
WAHYUDIN FAHMI