TEMPO Interaktif, Jakarta: PT Garuda Maintenance Facilites AeroAsia membantah insiden kebakaran pesawat Global Air kemarin (18/6) terjadi pada saat test engine (uji mesin). Sebab uji itu, menurut Vice President Corporate Secretary Garuda Maintenance Facilites AeroAisa Dwi Prasmono Adji, idak mungkin dilakukan di area yang ada ceceran bahan bakar.
"Kebakaran terjadi pada saat pekerjaan mutilasi pesawat sesi kedua, sekitar pukul 12.00 WIB. Saat melakukan pemotongan sayap muncul percikan api," katanya dalam siaran pers yang diterima Tempo, Jumat (19/6).
Sebanyak 13 petugas yang merupakan pekerja dari PT Sangma Media, berusaha memadamkan api dengan Alat Pemadam Api Ringan, tapi gagal dan api terus membesar.
Pada pukul 13.05 WIB, Dwi menjelaskan, kendaraan pemadam kebakaran Garuda dan Angkasa Pura II tiba di lokasi dan pukul 13.18 WIB api berhasil dipadamkan.
Pesawat itu, ia menegaskan, bukan milik Garuda Indonesia dan sudah lima tahun tidak memiliki program perawatan. "Pesawat diparkir di area scrap (mutilasi) di sebelah timur hangar 3 kami," ujar Dwi.
Ia melanjutkan, operator pesawat, Global Air, sudah lima tahun tidak mengajukan program perawatan karena bangkrut. Pesawat buatan 1976 dengan registeasi D6-OZX milik Lukbuttler terbakar kemarin siang. Kebakaran sempat menimbulkan asap yang membumbung tinggi ke udara, namun tidak mengganggu aktivitas penerbangan di bandara udara Sukarno-Hatta, yang berdekatan dengan lokasi kejadian.
SORTA TOBING