TEMPO Interaktif, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan harmoni dalam kehidupan berbangsa adalah nafas Indonesia yang harus dijaga. Semua warga negara wajib saling sayang menyayangi dan homat menghormati serta memperkuat toleransi.
"Diskriminasi adalah masa lalu, masa depan adalah toleransi dan kerukunan yang sejati," kata Presiden saat memberikan sambutan di acara peringatan satu dasawarsa Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) di Istora Senaya, Selasa (23/6).
Yudhoyono mengajak untuk membentuk bangsa Indonesia yang unggul. Cirinya, antara lain memiliki watak dan perilaku yang baik, antikekerasan, senang bermusyawarah dan gemar bergotong royong, rukun harmonis dan toleran, mencintai lingkungan dan tidak serakah, inovatif dan menghargai teknologi serta berjiwa terang, berpikir positif dan optimis. "Mari bersama-sama kita membangun peradaban seperti itu," katanya.
Presiden juga menekankan pentinya menjaga kebhinekaan dan persatuan. "Kita mengutamakan persatuan bukan kesamaan, kesatuan bukan keseragaman," katanya. Bangsa Indonesia yang majemuk dan beragam dari segi agama, etnis, suku harus tetap bersatu menjadi bangsa Indonesia yang semakin maju ke depan.
Ia mengajak Perhimpunan INTI untuk menjadi bagian dalam upaya untuk membangun kebinakaan dan membangun kerukunan demi membangun peradaban bangsa yang unggul dan mulia.
Ketua Umum Perhimpunan INTI Rahman Hakim menyatakan Indonesia kini telah tampil sebagai negara demokrasi terbesar ke 3 di dunia. Indonesia, kata dia, telah mengikis stempel negatif yang dulu amat melekat. "Indonesia masuk jajaran terdepan negara di asia yang menghargi HAM. Saat ini diskriminasi telah terkikis," katanya.
Kini, setiap anak bangsa mendapat hak dan kesempatan yang sama. Inilah, kata dia, saatnya bagi INTI untuk ikut bertransformasi menyambut fajar Indonesia baru dan berkontribusi secara maksimal.
Menurutnya, Indonesia tak sekedar butuh masukan tetapi membutuhkan sumbangan nyata dari seluruh anak kandungnya. "Indonesia adalah kebhinekaa dan kebhinekaan itu adalah Indonesia," katanya.
GUNANTO E S