TEMPO Interaktif, Jakarta: PT PLN (Persero) akan menerbitkan obligasi asing sekitar US$ 1-2 miliar pada akhir tahun ini. "Bisa diterbitkan tahun ini," kata Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara Fahmi Mochtar di Jakarta, Rabu (24/6).
Dia mengungkapkan penerbitan obligasi itu bisa dilakukan secara bertahap pada kuartal keempat tahun ini atau kuartal pertama tahun depan. "Nanti kan bergulir, sebagian bisa tahun ini sisanya tahun depan," ucapnya.
Fahmi mengatakan dana obligasi itu akan digunakan untuk kebutuhan investasi perseroan tahun ini yang mencapai Rp 57 triliun. Investasi itu antara lain untuk pembangkit, transimisi, dan distribusi.
Saat ini perusahaan masih dalam proses penunjukan penjamin emisi (underwriter). Perseroan akan melakukan beauty contest (seleksi) penjamin emisi. Sebelumnya dikabarkan UBS AG dan Barclays PLC akan menjadi penjamin emisi obligasi tersebut.
Namun, Fahmi enggan mengungkapkan di mana obligasi itu akan dilakukan. Menurut dia, penerbitan obligasi asing tak mesti dilakukan di New York Stock Exchange.
Sebelumnya pada Mei lalu perusahaan melakukan roadshow ke beberapa negara investor seperti Hongkong, Singapura, Inggris, dan Amerika Serikat. Namun ketika itu Fahmi membantah roadshow tersebut terkait rencana penerbitan obligasi.
Selain menerbitkan obligasi asing, perusahaan setrum pelat merah itu juga akan menerbitkan obligasi dalam denominasi rupiah pada semester kedua tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun. "Obligasinya tidak diterbitkan bersamaan, itu bagian dari strategi," katanya.
Komisaris Utama PT PLN Al Hilal Hamdi menyetujui rencana penerbitan obligasi PLN ini. "Memang belum dirapatkan dengan jajaran komisaris tapi saya pikir rencana itu baik karena pasar sedang positif," ujarnya.
Ia mengatakan rencana itu baru disampaikan secara informal oleh direksi. Dana dari penerbitan surat utang itu akan dipakai untuk kebutuhan investasi dan operasional PLN. "PLN akan menerbitkannya dalam bentuk rupiah dan dolar AS," kata Hamdi.
DESY PAKPAHAN | SORTA TOBING