"Pertumbuhan industri makanan cukup tinggi," kata Dedi di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, seusai mengikuti rapat kerja Departemen Perdagangan dengan Komisi Perdagangan dan Perindustrian Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu (24/6).
Dedi menyebutkan, pertumbuhan industri triwulan pertama tahun ini sebesar 1,18 persen. Pertumbuhan industri akan mulai naik pada triwulan kedua dan ketiga. "Itu polanya per triwulan, biasanya triwulan satu belum begitu tinggi," ia menjelaskan.
Sementara untuk target pertumbuhan industri tahun ini, Departemen Perindustrian tetap mematok 2,5 persen. "Target itu cukup realistis karena sekarang kondisi sedang krisis ekonomi global," kata Dedi.
Pertumbuhan industri tahun ini memang lebih rendah dibanding tahun lalu yang sekitar empat persen. Turunnya pertumbuhan, kata dia, karena pengaruh resesi global. Ada penurunan permintaan dunia sehingga industri pun menurunkan produksinya.
Penurunan produksi dan permintaan, lanjut Dedi, terlihat juga pada penurunan permintaan alat angkut industri. Pemintaan alat angkut triwulan pertama anjlok menjadi minus lima persen. "Padahal sebelumnya pertumbuhannya positif," ucap dia.
Meski demikian, Dedi berpendapat, pertumbuhan industri Indonesia akan lebih baik dari Singapura. Pasalnya, ekspor Indonesia hanya sekitar 25 persen. Sehingga, pertumbuhan ekonomi dan industri juga tidak akan negatif. "Indonesia tidak tergantung ekspor," ujarnya.
NIEKE INDRIETTA