Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warna-warni Batik Betawi

image-gnews
TEMPO/Fransiskus S
TEMPO/Fransiskus S
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Dibandingkan dengan hari jadi tahun-tahun sebelumnya, Kota Jakarta, yang Senin lalu merayakan hari jadi ke-482, kian terasa lebih semarak. Pasalnya, batik Betawi bakal dikembangkan demi menyemarakkan khazanah kain di Indonesia.

Ya, kegembiraan itu kian terasa saat pameran batik Betawi digelar di Museum Tekstil, Jakarta. "Pameran itu merupakan rangkaian dari berbagai pameran yang diprogramkan sepanjang tahun ini. Khusus batik Betawi, bersamaan dengan perayaan hari jadinya," kata H. Indra Riawan, Kepala Museum Tekstil, pekan lalu.

Indra menyebutkan, kini Museum Tekstil telah menyimpan berbagai koleksi kain batik khas Betawi dari sumbangan Yayasan Sirih Nanas pimpinan H. Emma Agus Risri. Sejak Januari lalu, Emma menyumbang museum ini berupa busana, kain batik, dan perlengkapan tempat sirih Betawi.

Ditambahkan Indra, merujuk pada masing-masing suku budaya di Indonesia yang memiliki kekhasan motif, maka batik Betawi dipengaruhi simbol-simbol, seperti ondel-ondel, daun kelapa, yang merupakan simbol upacara adat Betawi.

Menurut Daud Wiryo Hadinagoro, seorang perancang batik Betawi, ciri khas batiknya adalah warna mencolok, seperti jambon atau hijau muda. Motifnya kini direvitalisasi dari motif batik Betawi zaman dulu, seperti motif gringsing, yang dikenal sejak abad ke-14.

Kemudian motif batik Ciliwung. Ide konsep desainnya diangkat untuk mengaktualisasikan peradaban manusia yang selalu bermunculan dari tepi air. Termasuk sungai Ciliwung, yang juga menjadi daya tarik bagi Portugis, Inggris, dan Belanda pada abad ke-16 dan 17 untuk menguasai Betawi. "Pemakai batik Ciliwung akan menjadi pusat perhatian dan sebagai simbol rejeki yang mengalir terus," ujar Daud.

Sementara itu, motif lereng ondel-ondel diambil dari suasana perayaan HUT DKI Jakarta dengan berbagai macam pergelaran, termasuk ondel-ondel sebagai boneka tolak bala. Motifnya mengandung harapan agar pemakainya mendapat kehidupan yang lebih baik.

Batik Betawi diharapkan menjadi produk unggulan dan kebanggaan masyarakatnya. Demi harapan itu, Pemda DKI Jakarta lewat Badan Pengelola Lingkungan Hidup dan Pemukiman Pulogadung, Jakarta Timur, telah mencanangkan pengembangan batik Betawi sebagai salah satu program percontohan konservasi kekayaan budaya daerah. "Program ini mengajak peran para seniman dan budayawan Betawi untuk mengembangkan ragam motif yang bisa diproduksi massal," tutur Daud.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, di mata pengamat kain Indonesia, Asmoro Damais, pengembangan batik Betawi baru sebatas wacana. Sebab, batik Betawi yang belakangan ini marak dibuat, dikembangkan, dan dimasyarakatkan adalah batik Jakarta yang mesti ditelusuri berdasarkan sejarah dan filosofi yang mendalam.

Pakar kain itu menjelaskan, di masa silam produksi batik Betawi terletak di Batavia. Sejak penjajahan sampai sesudah kemerdekaan, di Jakarta hanya sedikit yang menekuninya. "Saya belum yakin benar soal pengembangan ini. Sebab, bukan tugas mudah. Batik Betawi itu warna-warni lekatnya dari sisi sejarah dengan kualitas tidak main-main. Saya senang, namun tetap menganggap ini baru wacana," Asmoro mengungkapkan.

Perancang Musa Widyaatmodjo hampir senada. "Batik Betawi itu hanya dimiliki para kolektor kain tertentu yang berminat pada karya yang berkualitas tinggi. Biasanya hanya dimiliki kalangan etnis Tionghoa. Sebab, batiknya terpengaruh oleh peranakan Cina atau Hokien," kata Musa awal pekan ini. Di jagat mode Tanah Air, dia disebut jawara kain lokal lantaran setia memakai kain Indonesia, termasuk batik Betawi, dalam karya-karyanya.

Musa melihat batik Betawi memiliki warna yang ngejreng nan mencolok, seperti hijau, merah, dan kuning. Adapun motifnya melambangkan potret kehidupan yang lekat dengan Betawi, seperti burung hong dan kembang mayang. Ada juga corak ondel-ondel, naga, gigi buaya berupa tumpal segitiga, lereng parang barong ceplok Barongsai, dan sebagainya.

Motif nusa kelapa memiliki ide desain dari peta Ceila buatan Pangeran Panembong pada masa Prabu Siliwangi (1482-1521). Dari peta itu terungkap bahwa daerah yang kelak bernama Jakarta sesungguhnya oleh leluhur Betawi dinamai Nusa Kelapa.

Ditambahkan Musa, batik itu muncul dari suasana Nusa Kelapa tempo dulu dan warna para nona Belanda yang bersantai di bawah pohon kelapa. "Secara umum motifnya memaparkan ide kehidupan masyarakat dan budaya Betawi yang dipengaruhi budaya Arab, India, Belanda, dan Cina--macam Barongsai, Imlek, Cap Gomeh, dan Pe Chun."

HADRIANI P

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

3 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

5 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

22 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

29 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

40 hari lalu

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

46 hari lalu

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

51 hari lalu

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.


Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

51 hari lalu

Aktivitas membatik dan pameran batik yang digelar di hotel Yogyakarta Senin (5/2).  Foto: TEMPO|Pribadi Wicaksono.
Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

Pekerjaan rumah saat ini, adalah bagaimana batik bisa memiliki ruang presentasi yang kontinyu untuk memperluas pasarnya.


TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

52 hari lalu

Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) batik yang melakukan penjualan via live TikTok Shop dalam acara Showcase Event dan Konferensi Pers: TikTok dan Tokopedia Luncurkan Kampanye #MelokalDenganBatik di Yogyakarta, Senin, 5 Februari 2024. TEMPO/Riri Rahayu.
TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

TikTok Shop dan Tokopedia meluncurkan kampanye #MelokalDenganBatik. Pedagang bebas biaya komisi selama sebulan.


Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

58 hari lalu

Presiden Jokowi membagi bagikan kaos kepada warga yang menerima bantuan pangan beras cadangan pemerintah di Gudang Bulog Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selasa 30 Januari 2024. ANTARA/Hery Sidik
Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

Jokowi membeli produk lokal yang dijual para pengusaha UMKM yang mendapat permodalan dari program PNM.