Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Indramayu, Firman Muntaco, menyatakan jika saat ini debit air dari Bendung Rentang hanya tinggal 70 m3/detik. "Padahal pada puncak musim hujan debit air bisa mencapai 193,5 m3/detik," katanya.
Dari debit yang ada sebanyak 31 m3/detik disalurkan melalui Saluran Induk (SI) Sindupraja dan sebanyak 15 m3/detik disalurkan melalui SI Cipelang. Sedangkan sisanya tetap dipertahankan sebagai simpanan untuk mengantisipasi turunnya debit air yang semakin parah.
Penurunan debit air di Bendung Rentang ini telah terjadi sejak awal kemarau lalu. Namun sekalipun debit air mulai turun, pihaknya belum memberlakukan sistem gilir giring. "Sistem gilir giring air baru kami lakukan jika debit air sudah tinggal 60 m3/detik," katanya.
Saat ditanyakan minimnya debit air terhadap areal pertanian, diakui Firman kondisi ini cukup membahayakan bagi areal pertanian di Kabupaten Indramayu "Ini dikarenakan sebagian besar areal pertanian di Indramayu tergantung dari air di bendung ini yang terletak di Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka," katanya.
Sementara itu berdasarkan laporan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu saat ini usia tanaman padi di Kabupaten Indramayu rata-rata sudah berusia lebih dari 25 hari. Bahkan sebagian diantaranya telah memasuki masa primordial atau berbunga. Jika ketersediaan air masih mencukupi hingga masa primordial terlewati, maka tanaman padi bisa panen dengan selamat. "Jika tida, maka tanaman padi berisiko mengalami puso," katanya.
IVANSYAH