TEMPO Interaktif, Padang - Sumatera Barat kembali terkena pemadaman listrik bergilir tiga kali sehari karena PLTA Singkarak dan PLTA Maninjau mengalami krisis air serta tidak optimalnya sejumlah pembangkit listrik yang lain.
“Pemadaman ini untuk menghemat air kedua PLTA agar tetap bisa beroprerasi karena kedua danau sedang mengalami krisis air,” kata juru bicara PLN Wilayah Sumbar Asep Irman, Jumat (26/6).
Menurut Asep, PLTA Singkarak yang memiliki empat unit mesin pembangkit masing-masing berkapasitas 43 MW saat ini terpaksa beroperasi hanya 60 persen. Sebab muka air danau yang tercatat awal Juni lalu 361,67 cm. Sementara PLTA Maninjau yang memiliki kapasitas 68 MW juga beroperasi maksimal 50 persen saja karena kekurangan air.
Kendati PLTG Pauh Limo yang terdiri dari dua unit mesin berkapasitas 17 MW dan PLTU Ombilin memiliki dua unit mesin berkapasitas 100 MW bisa beroperasi, namun tak sanggup memasok seluruh kebutuhan listrik Sumatera Barat.
Kebutuhan listrik di Sumatera Barat saat beban puncak (pukul 18.00-21.00 WIB) berkisar 340-370 MW sementara empat pembangkit di Sumatera Barat hanya mampu berproduksi sekitar 200 MW- 250 MW.
”Kekurangan listrik dipasok dari Sumatera Selatan tetapi tetapi tidak cukup sehingga PLN terpaksa melakukan pemadaman bergilir termasuk pada siang hari,” kata Asep.
FEBRIANTI