Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melindungi Anak di Jagat Maya

image-gnews
Situs Norton Online Family membuat orang tua bisa memantau apa yang dilakukan anak di dunia maya.
Situs Norton Online Family membuat orang tua bisa memantau apa yang dilakukan anak di dunia maya.
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Software atau tool untuk memproteksi anak saat menggunakan komputer dan Internet bukanlah hal baru. Symantec mencoba menawarkan solusi serupa, namun dengan unsur yang tak banyak dimiliki oleh produk lain, yaitu transparansi.

"Anak-anak tahu bahwa mereka sedang dipantau oleh orang tua," kata Effendy Ibrahim, Internet Safety Advocate & Norton Business Lead Asia South Region, di Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Solusi Norton adalah sebuah tool bernama OnlineFamily. Produk keluaran Norton itu bisa diunduh dari situs http://onlinefamily.norton.com. Tool ini tersedia gratis hingga 1 Januari 2010.

Dengan tool itu, orang tua bisa menentukan situs web mana yang tak boleh dikunjungi sang anak. Namun, tool ini secara pintar bisa juga menentukan situs mana yang cocok untuk si anak begitu orang tua memasukkan usia anaknya.

Sistem tool itu, menurut Effendy, akan memantau situs apa saja yang dapat diakses oleh si anak saban hari, dan membuatkan statistiknya. Pada tool bar di layar akan ada ikon yang memberi tanda bahwa orang tua sedang mengawasi mereka.

"Jadi, orang tua tak perlu diam-diam mengawasi karena justru akan menimbulkan persoalan begitu si anak tahu bahwa dia diam-diam sedang diawasi," kata Effendy.

Dengan tool itu, orang tua juga bisa mengatur berapa lama waktu untuk mengakses Internet atau memakai komputer. Bila waktunya tiba, komputer akan memberi notifikasi kepada si anak dan orang tua melalui e-mail.

Menariknya, bila si anak mencoba memasuki situs yang terlarang, di komputer akan muncul notifikasi lucu: "Oops I made a mistake, let me go back." Si anak bisa memilih opsi ini dan sistem akan mengeluarkan si anak dari situs tersebut.

Namun, bila si anak merasa bahwa dia perlu memasuki situs yang terlarang bagi umurnya, ada pula pilihan untuk mengirimkan pemberitahuan kepada orang tua. Maka, sistem akan menotifikasi orang tua melalui e-mail.

"Dengan begitu, akan ada interaksi. Inilah yang ingin dicapai oleh tool itu, yaitu interaksi yang erat antara anak dan orang tua," kata Effendy. "Selama ini anak-anak yang menghabiskan banyak waktu dengan komputernya cenderung jauh hubungannya dengan orang tua."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Statistik kegiatan si anak dengan komputernya, kata Effendy, dapat menjadi bahan pembicaraan antara orang tua dan anak. Dengan begitu, orang tua dan anak tidak akan kehabisan ide diskusi.

Sebuah survei yang dilakukan Symantec pada tahun lalu, kata Effendy, menemukan fakta yang cukup menarik. Komputer dan Internet, menurut survei yang dilakukan pada 6.000 responden di 12 negara itu, menjadi kebutuhan penting yang tak bisa ditinggalkan lagi.

Masalahnya, kebanyakan orang tua tak menyadari bahwa waktu online anak-anaknya ternyata dua kali lebih lama dari yang dipikirkan orang tua. Di sisi lain, risiko yang dialami anak saat online ternyata semakin besar saja.

Kabar baiknya, 90 persen orang tua (ada 2.000 responden orang tua dari 6.000 responden seluruhnya) sudah menyadari bahwa kehidupan online anak-anaknya harus dilindungi.

Tapi, menurut Effendy, tak semua kehidupan online itu dilakukan di rumah. Saat anak-anak online di luar, seperti warung Internet, sekolah, dan rumah teman, mau tak mau tameng yang efektif adalah tertanamnya nilai-nilai yang baik pada diri si anak.

Nilai-nilai baik dalam mengakses Internet itu bisa tertanam bila terjalin komunikasi yang intensif di antara kedua pihak. Di sisi lain, menurut Effendy, orang tua pun perlu memberi contoh kehidupan online yang sehat kepada anak-anaknya.

DEDDY SINAGA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

10 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

11 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

11 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

15 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

17 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

18 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

19 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

19 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

21 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

23 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?