Ekonom Senior PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan, penurunan inflasi pada Juni 2009 memberi harapan bagi bank sentral untuk menurunkan BI rate minimal 25 basis point sehingga bisa mendorong perbankan menurunkan suku bunga simpanan dan kredit.
"Tapi memang respons setiap bank tidak akan sama cepat tergantung kondisi likuiditas dan posisi dana pihak ketiga," kata Ryan kepada Tempo di Jakarta, Rabu (1/7). Ryan melanjutkan, meskipun kecepatan merespons penurunan bunga acuan berbeda namun, tren secara umum suku bunga memang harus turun.
Badan Pusat Statistik mengumumkan inflasi pada Juni 2009 sebesar 0,11 persen. Laju inflasi selama Januari-Juni 2009 tercatat 0,21 persen sementara laju inflasi tahunan sebesar 3,65 persen. Kenaikan harga makanan jadi dan sandng menjadi pendorong inflasi.
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menyumbang inflasi 0,29 persen, kelompok sandang (0,3 persen). Kelompok perumahan, listrik, gas, dan bahan bakar menyumbang inflasi 0,04 persen, Kesehatan (0,23 persen), transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,25 persen).
Bank Indonesia pada Jumat (3/7) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur untuk menetapkan kebijakan suku bunga acuan. Pada rapat sebelumnya, Bank Indonesia menurunkan BI Rate sebesar 25 basis point menjadi 7 persen. Dengan penurunan ini, bank sentral telah menurunkan suku bunga sebesar 225 basis point sejak Desember 2005 yang ketika itu masih 9,25 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono mengemukakan ruang penurunan tingkat suku bunga acuan masih terbuka seiring tren penurunan inflasi. “Kami juga melihat masih diperlukan dukungan untuk pertumbuhan ekonomi. Jadi ruang itu akan selalu terbuka, tapi kami akan lihat lebih cermat nanti,” ujar di.
Hartadi melanjutkan, inflasi tahunan pada Juni 2009 diperkirakan di bawah 4 persen atau sekitar 3,8 persen. Penurunan itu terjadi karena basis perhitungan inflasi kuartal kedua tahun lalu sangat tinggi. Namun, bank sentral tidak akan gegabah menetapkan kebijakan suku bunga. Pasalnya, selain inflasi di dalam negeri, BI juga memantau perkembangan harga komoditas global terutama minyak.
EKO NOPIANSYAH