Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Subagio Dwijosumono mengatakan kenaikan produksi terjadi karena terdapat peningkatan luas panen menjadi 341,56 ribu hektare atau 2,77 persen dan lonjakan produktivitas sebesar 0,44 kuintal per hektare (0,9 persen).
"Perkiraan kenaikan produksi padi tahun ini terdapat di beberapa provinsi terutama di Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, Jawa Tengah, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Barat," kata Subagio di Gedung BPS Jakarta, Rabu (1/7).
Dia melanjutkan, angka tetap produksi padi pada 2008 sebesar 60,33 juta ton gabah kering giling. Angka itu lebih tinggi 3,17 juta ton dibandingkan produksi 2007. peningkatan produksi pada 2008 didorong penambahan luas panen menjadi 179,79 ribu hektare dan produktivitas sebesar 1,89 kuintal per hektare.
Menurut Subagio, kenaikan produksi padi pada tahun ini diperkirakan terjadi di Jawa sebesar 1,12 juta ton atau 3,47 persen dan di luar jawa sebesar 1,11 juta ton atau 3,98 persen. Pola panen padi 2009 diperkirakan lebih mendekati pola panen 2008, yaitu pada periode Januari-April 2008 dan 2009. Puncak panen padi terjadi pada Maret. "Berbeda dengan 2007 yang terjadi pada April," ujarnya.
Selain Padi, BPS juga meramalkan produksi jagung di 2009 akan mencapai 17,04 juta ton pipilan kering. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 723,96 ribu ton atau 4,44 persen dibandingkan produksi jagung 2008. "Kenaikan terjadi karena luas panen menjadi 341,56 ribu hektare (2,38 persen) dan produktivitas sebesar 0,82 kuintal per hektare," ujarnya.
Perkiraan kenaikan produksi jagung terdapat di Lampung, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Produksi kedelai juga diperkirakan naik mencapai 924,51 ribu ton biji kering. Dibandingkan produksi 2008 terjadi kenaikan sebesar 148,8 ribu ton atau 19,18 persen.
EKO NOPIANSYAH