Sampah rumah tangga itu diubah menjadi kompos untuk digunakan sebagai pupuk. Kota Tangerang sangat membutuhkan banyak kompos karena sedang membudidayakan tanaman hias.
Selain pengomposan sampah, Pemerintah Tangerang juga mengubah teknologi yang tidak ramah lingkungan dengan system leacheate yakni membuat pipa untuk mengantisipasi pembuangan asap dan bau.
"Saat ini tengah dilakukan feasibility kemungkinan pengelolaan sampah oleh badan usaha milik daerah (BUMD)," kata Kepala Humas dan Protokol Pemerintah Kota Tangerang Ahsan Annahar kepada Tempo Kamis, (2/7)
Sementara itu Wali Kota Tangerang Wahidin Halim menyatakan bahwa penanganan sampah menjadi tanggung jawab Pemerintah Tangerang dan masyarakat.
Wahidin mengatakan sumber sampah (rumah tangga) yang tidak dilalui armada maka sampah diambil dengan gerobak sampai ke tempat pembuangan sementara (TPS) lalu diangkut armada ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Sampai 2010, Pemerintah Tangerang menyiapkan 520 unit gerobak sampah untuk 104 kelurahan se-Kota Tangerang.
Tentang retribusi sampah, Wahidin menjelaskan biaya angkut dari rumah tangga dikelola warga sesuai iuran kesepakatan disetor melalui RT/RW.
"Untuk pungutan retribusi yang ditarik kelurahan dan kecamatan disetorkan ke kas daerah," kata Wahidin.
AYU CIPTA