TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis point atau 0,25 persen menjadi 6,75 persen. Keputusan itu diambil setelah mengevaluasi perkembangan situasi ekonomi dan keuangan dalam negeri dan luar negeri.
"Berbagai indikator mutakhir menunjukkan perkembangan ekonomi global ternyata tiba pada bottomnya," kata Pejabat Gubernur BI Miranda Swaray Goeltom di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (3/7).
Ekspor lebih baik, kuartal kedua menunjukkan surplus US$ 2,2 miliar. Permintaan konsumsi dalam negeri sangat baik tapi permintaan dunia belum membaik. Sementara rencana penyaluran kredit perbankan cukup tinggi beberapa waktu ke depan. Adapun inflasi bisa lebih rendah sampai akhir tahun dan nilai tukar akan stabil.
Menurut Miranda, kondisi perbankan nasional sampai saat ini baik, seperti tercermin dari perkembangan rasio kecukupan modal atau CAR yang tercatat rata-rata 17 persen, sedangkan kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di bawah 5 persen (gross).
Penurunan ini merupakan yang kedelapan kalinya sejak Desember 2008. Pada 3 Juni lalu suku bunga acuan sudah dipotong 0,25 persen menjadi 7 persen. Total bunga yang telah dipangkas sejak Desember hingga saat ini sebesar 300 basis point atau 3 persen.
EKO NOPIANSYAH