TEMPO Interaktif, Banda Aceh – Rumah Sakit Jiwa di Banda Aceh, yang merupakan satu-satunya di Aceh sudah tida memadai lagi. Belum siapnya dibangun bangsal tambahan, membuat pusat pelayanan kesehatan jiwa itu kelebihan muatan. Sementara masih ada seratusan orang yang terpasung di Aceh.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pelayanan Kesehatan Jiwa (BPKJ) Banda Aceh, Saifuddin kepada Tempo, Selasa (07/07). “Kita memang masih kekurangan ruangan, pembangunan bangsal baru sedang terus dipacu,” ujarnya.
Menurutnya, pada akhir tahun 2009 atau awal 2010, pembangunan ruangan tambahan akan rampung. Ditargetkan rumah sakit tersebut nantinya akan mampu menampung 400 pasien jiwa.
Sampai saat ini, jumlah pasien yang dirawat di sana berjumlah 289 orang yang terdiri dari 48 pasien perempuan dan selebihnya laki-laki. Sementara kapasitas ideal pusat pelayanan kesehatan jiwa tersebut hanya 220 orang.
Kenyataan tersebut menurut Saifuddin, membuat pihaknya belum mampu untuk mambawa penderita sakit jiwa yang dipasung oleh keluarganya. Data yang ada pihaknya, sebanyak 110 orang masih dipasung di seluruh Aceh. Dia memperkirakan angka itu dapat terus bertambah.
Jumlah itu berdasarkan hasil pendataan tim Community Mental Health Nursing (CMHH) yang ada di puskesmas seluruh Aceh dan para dokter di puskesmas. “Pemerintah Aceh sebelumnya juga sudah meminta para bupati/walikota untuk mendata orang-orang yang dipasung di daerahnya,” ujar Saifuddin.
Umumnya mereka yang dipasung berasal dari keluarga miskin, sehingga tidak mempunyai dana untuk berobat. “Setelah bangsal tambahan siap, mereka akan segera dibawa ke mari,” ujarnya.
Di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh, para pasien mendapat pelayanan kesehatan jiwa yang baik. Selain terapi pengobatan, pasien juga diterapi aktivitas dan terapi sosial. Bahkan pasien yang kesehatan jiwanya sudah membaik dilatih berbagai keahlian, seperti menjahit dan membuat perabot rumah tangga.
ADI WARSIDI