Gere mengatakan, film dengan judul "Hachi: A Dog's Story" akan lebih menyoroti sang anjing daripada sang bintangnya, yakni Richard Gere. "Di film ini, saya jelas (aktor) kelas dua," kata pria berusia 52 itu kepada wartawan, Rabu (8/8) di Hotel Tokyo.
Film ini diputar pertama kali di acara Festival Film Seattle International, uni dan akan mulai dapat disaksikan di negeri “Matahari Terbit” pada bulan Agustus.
Cerita Hachiko adalah legenda bagi masyarakat jepang, yang mengisahkan tentang seorang pecinta binatang, kehormatan bangsa, pengorbanan diri dan loyalitas.
Hachiko, ceritanya mengetengahkan penantian anjing yang selalu menunggu tuannya seorang profesor di Universitas Tokyo, di Stasiun Kereta Shibuya. Bahkan setelah profesor meninggal, anjing yang menunggu setiap hari di stasiun dalam satu dekade, sampai meninggal pada 1935.
Orang-orang tersentuh dengan anjing itu yang kemudian mereka membangun sebuah patung Hachiko di stasiun, yang akan tetap menjadi tempat pertemuan yang populer di Jepang sampai hari ini.
Cerita Hachiko dibuat menjadi film Jepang pada tahun 1987. Sedangkan versi Gere, film itu dibuat di stasiun Rhode Island.
Gere mengatakan anjing turun Jepang yang mempunyai nama panggilan Akita digunakan dalam film ini karena sangat dekat dengan anjing liar dan sangat sulit untuk dilatih. Pada mulanya, Gere telah mengintruksikan untuk tidak menggunakan tiga anjing untuk memerankan Hachi.
"Mereka hanya melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Anda tidak dapat benar-benar mengatur mereka dengan makanan," kata Gere, yang terakhir datang ke Jepang empat tahun lalu, untuk pembuatan filem lainnya dari cerita Jepang, "Shall We Dance?”
Seringkali, pengambilan gambar film anjing ini selama 12 jam, dan hanya memakan waktu 10 menit untuk mengambil gambar aksi Gere. "Kami telah menangkap sesuatu yang organik dan nyata yang terjadi antara saya dan anjing," kata Gere.
AP| NUR HARYANTO