TEMPO Interaktif, Padang - Mengatasi krisis air di tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air di Sumatera Barat yakni di Maninjua, Singkarak, dan Koto Panjang, Perusahaan Listrik Negara akan membuat hujan buatan di Danau Maninjau, Singkarak dan Waduk Koto Panjang.
Hujan buatan dengan tekhnik modifikasi cuaca diharapkan akan menambah tinggi permukaan danau dan waduk untuk memaksimalkan ketiga PLTA menghasilkan listrik karena hingga saat ini Sumatera Barat masih kekurangan listrik sebesar 70 MW pada beban puncak.
Manajer Humas PLN Sumatera Barat Asril Kalis mengatakan PLN akan bekerjasama dengan BPPT untuk membuat hujan buatan pada pertengahan bulan ini.
"Kemarau panjang beberapa telah menyebabkan ketersediaan air di tiga PLTA menyusut dan menyebabkan batas normal ketinggian air danau hampir berada di ambang batas rawan lingkungan, jika kondisi ini dibiarkan maka defisit daya di Sumbar yang kini mencapai 70 MW saat beban puncak akan terus berlanjut hingga bulan Ramadhan dan lebaran nanti," kata Asril Kalis, Kamis (9/7).
Saat ini menurutnya PLN terpaksa hanya mengoperasikan tiga PLTA tersebut, 50 persen dari kemampuan dayanya. Karena jika digunakan maksimal bisa berdampak buruk pada lingkungan.
Hujan buatan yang pernah dilakukan di PLN 15 tahun lalu ini akan dilakukan menggunakan pesawat BPPT. Namun Asril belum tahu berap biaya yang dibutuhkan untuk membuat hujan buatan di ketiga lokasi PLTA itu.
Hingga saat ini PLN Wilayah Sumatera Barat masih kekurangan pasokan listrik. Sejak sebulan terakhir terjadi pemadaman bergilir setiap hari di Sumatera Barat.Bahkan pada hari Pemilihan Presiden yang berlangsung kemarin juga tak luput dari pemadaman listrik.
PLTA Singkarak, PLTA Meninjau, dan PLTA Koto Panjang sedang kekurangan air dan kondisi ketinggian airnya sudah di zona rawan lingkungan.
Elevasi air di PLTA Singkarak saat ini adalah 361,67 meter di atas permukaan laut, kondisi normal 364 mdpl, sedangkan elevasi air di PLTA Meninjau adalah 462,73 mdpl, kondisi normalnya harusnya 464 Mdpl.
FEBRIANTI