TEMPO Interaktif, Surakarta - Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Surakarta akan menggelar Solo Batik Fashion yang digelar selama tiga hari mulai tanggal 10 hingga 12 Juli mendatang. Solo Batik Fashion yang baru pertama kali digelar tersebut merupakan lanjutan dari usaha yang dilakukan Pemkot Solo untuk menciptakan branding Surakarta sebagai kota batik . “Solo Batik Fashion ini kelanjutan usaha untuk memperkuat posisi Surakarta sebagai kota batik.,” ujar Walikota Solo, Joko Widodo, Kamis (09/07).
Dalam pagelaran tersebut selain melibatkan enam desainer yang semuanya menggunakan bahan utama dari kain batik, juga melibatkan 30 model yang akan memperagakan busana rancangan mereka. Iringan musik yang menyertai para model tersebut selain menggunakan musik modern juga alat musik tradisional berupa musik lesung dan keroncong.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Surakarta, Purnomo Subagyo mengatakan bahwa kegiatan tersebut berbeda dengan kegiatan fashion show sejenis. “Kita lakukan di luar ruang,” kata Purnomo. Hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan tersebut dapat disaksikan oleh masyarakat luas.
Dirinya mengharapkan, Solo Batik Fashion menjadi salah satu sarana untuk memperkenalkan potensi kekayaan busana dengan bahan dasar batik. Selain mengenalkan busana batik rancangan para desainer, dalam pagelaran tersebut juga menampilkan produk-produk dari Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman serta beberapa rumah mode yang ada di Kota Solo.
Pada hari pertama, tanggal 10 Juli akan menampilkan parade desainer dalam busana batik mulai dari anak-anak hingga dewasa dengan diiringi musik temperate perkusion perpaduan lesung. Sedangkan tanggal 11 Juli akan menampilkan produk dari Kampung Batik Laweyan dan Kauman lengkap dengan proses batik tulisnya.
Sedangkan pada hari ketiga, beberapa rumah mode seperti batik Danar Hadi, Bilqis serta Gunawan Setiawan akan menutup pagelaran tersebut.
AHMAD RAFIQ