Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warna-warni Corak Batik Kian Menarik  

image-gnews
Batik/TEMPO/ Panca Syurkani
Batik/TEMPO/ Panca Syurkani
Iklan
TEMPO Interaktif, Surakarta - Klaim corak batik oleh salah satu negara tetangga tidak selamanya berdampak negatif. Diyakini oleh beberapa pihak, hal tersebut justru membuat rasa nasionalisme bangsa Indonesia menjadi tumbuh, dan diwujudkan dengan memasyarakatkan pakaian dengan bahan dasar kain batik. Bahkan banyak instansi menerapkan penggunaan seragam batik pada hari-hari tertentu. Pakaian batik pun kembali menjadi tren.

Oktober mendatang, rencananya batik akan dikukuhkan di Perancis oleh United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan dunia asli Indonesia. Pengukuhan tersebut menjadi sebuah antiklimaks perjuangan Indonesia untuk mendapatkan pengakuan internasional sebagai pemilik seni batik yang telah diperjuangkan selama tiga tahun.

Hanya saja, pengakuan internasional tersebut tidak banyak akan berguna, jika kerajinan batik tidak berkembang. Kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh Kota Solo, sebutan bagi Kota Surakarta, Jawa Tengah. Selama ini, Kota Solo dikenal sebagai salah satu produsen batik. Di kota tersebut terdapat kampung Kauman dan Laweyan yang menjadi sentra industri kecil batik. Beberapa perusahaan batik terkenal juga banyak ditemui, seperti Danar Hadi, Batik Semar dan Batik Keris. Pusat perdagangan batik yang terkenal terdapat di Pasar Klewer.

Kota Solo pun berusaha mencuri perhatian masyarakat dengan menggelar serangkaian kegiatan dengan yang bertemakan batik. Akhir Juni lalu, Solo telah sukses menggelar kegiatan Solo Batik Carnival II. Tidak berhenti di sana, Solo kembali menggelar kegiatan Solo Batik Fashion 2009, yang menampilkan berbagai busana dengan bahan dasar batik (10-12/07). Pertunjukan fesyen tersebut menampilkan pakaian hasil perancang berbakat yang ada di kota bengawan tersebut.

“Kita ingin menunjukkan bahwa batik bukan sekadar pakaian formal,” kata Walikota Surakarta Joko Widodo usai membuka kegiatan tersebut, Jumat malam (10/07). Melalui rancangan busana batik yang dipamerkan, dirinya ingin menunjukkan bahwa pakaian dengan bahan dasar batik cocok untuk segala kondisi.

Seperti rancangan Eko Sudarmanto misalnya, merancang busana anak dengan bahan dasar batik. Rancangan Eko tersebut mematahkan anggapan jika batik hanya cocok untuk digunakan oleh orang paruh baya. Meskipun terdapat sentuhan etnik, rancangan pakaian yang dipamerkan oleh beberapa model cilik tersebut tetap mampu menunjukkan nuansa ceria.

Berbeda dengan rancangan desainer Rory Wardana. Dirinya mencoba merancang batik dengan tema Rock and Roll. “Pakaian model ini pernah menjadi tren di Eropa pada tahun 70-an,” kata Rory. Memadukan corak batik dengan pakaian gaya eropa diakui cukup sulit. “Biasanya desainer berkutat dengan warna,” kata Rory. Namun melalui tema batik, dirinya harus lebih teliti memadukan model, warna dan corak batik sekaligus. Untuk memperkuat kesan Eropa, dirinya juga menambahkan asesoris lain berupa payet dan bulu-bulu untuk mempercnatik batik gaya Surakarta yang bercorak parang dan ceplok tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sulitnya merancang busana dengan bahan dasar batik juga diakui oleh perancang fesyen senior asli Solo, Djongko Rahardjo. Secara umum, dirinya melihat hasil rancangan para desainer muda di Solo dalam ajang Solo Batik Fashion 2009 tersebut sudah sangat spektakuler. “Hanya saja, masih berupa pakaian on the stage,” kata Djongko. Artinya, belum cocok untuk dikenakan sebagai pakaian sehari-hari.

Desainer yang pernah merancang pakaian untuk Miss Universe 2008 Dayana Mendoza tersebut mengatakan, merancang pakaian berkualitas dengan bahan dasar batik tidaklah mudah. Sebab, antara produsen batik dengan perancang busana hingga saat ini belum bisa berjalan beriringan. “Produsen batik masih berkutat pada corak dan warna yang sesuai dengan insting bisnisnya,” kata Djongko Rahardjo. Desainer pun kewalahan untuk mengolah menjadi busana yang kreatif.

Djongko menyarankan, antara produsen dengan perancang busana harus mulai bersinergi. Perajin batik sudah saatnya membuat corak baru, yang sesuai dengan tren saat ini, terutama warna yang menjadi tren di luar negeri. “Di Eropa misalnya, terdapat beberapa musim yang masing-masing memiliki warna khusus,” katanya. Bagaimanapun, pangsa pasar pakaian batik di luar negeri menurutnya masih sangat luas.

Bukan hal mudah untuk mewujudkannya. Perajin batik sudah punya insting bisnis tersendiri untuk menentukan corak yang akan diproduksi. Insting tersebut tidak dapat diremehkan. “Buktinya, pengusaha batik bisa kaya raya,” kata Djongko. Hanya saja dengan kolaborasi bersama desainer, Djongko yakin pundi-pundi para saudagar tersebut bisa terisi dengan lebih cepat.

AHMAD RAFIQ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

1 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".


Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

3 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.


Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

6 hari lalu

Sejumlah remaja perwakilan dari berbagai daerah berjalan dengan mengenakan busana kolaborasi kebaya, adat, dan batik saat mengikuti pagelaran fesyen Batik Specta Nusantara di Kawasan Cagar Budaya Nasional Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 1 Oktober 2022.  Pagelaran fesyen yang menampilkan 1.000 busana batik nusantara itu sebagai upaya Pemerintah Kota Semarang mendukung Gerakan Peningkatan Produk Dalam Negeri (P3DN) sekaligus dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

31 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

33 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

50 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

57 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.