TEMPO Interaktif, Malang - Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menyatakan siaga terhadap penularan penyakit flu babi. Menyusul, ditemukan tiga warga Kota Malang suspect flu babi dirawat di Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Agus Wahyu Arifin mengatakan telah mendistribusikan tamiflu, setiap puskesmas mendapat jatah 200 tablet.
Kini, persediaan tamiflu di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mencapai 10 ribu tablet. Sebagian telah disebarkan untuk persediaan di 39 puskesmas di seluruh Kabupaten Malang. Bahkan, pertengahan Juli akan mendapat pasokan lagi. Sebab, tamiflu yang tersedia mendekati masa kadaluwarsa Nopember mendatang.
Tamiflu, kata Agus, tahan hingga tiga bulan asal disimpan secara benar jau dari sinar matahari langsung, tidak lembab dan di ruangan kering. Tamiflu harus diminum penderita flu babi selama 48 jam untuk mengurangi penyebaran virus di dalam tubuh. "Rumah Sakit dan Puskesmas harus segera melaporkan jika menangani pasien flu babi," katanya, Senin (13/7).
Jika ditemukan pasien flu babi, Bupati Malang akan menetapkan kejadian luar biasa (KLB). Dana tanggap bencana akan disalurkan untuk menangani masalah ini. Kini, petugas Dinas Kesehaan tengah melkukan sosialisasi deteksi dini dan antisipasi penyakit yang disebabkan virus H1N1 ini. Paramedis, yang telah dilatih khusus menangani flu babi disiagakan di setiap puskesmas.
Gejala flu babi diantaranya demam tinggi lebih dari 38 dejarat celcius, batuk, pilek, sesak nafas, sakit tenggrooan, muntah dan diare. Sedangkan, untuk mengantisipasinya masyarakat dihimbau berperilaku hisups sehat, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, istirahat cukup dan aktifitas berimbang. "Jika ditemukan anggota keluarga yang memiliki gejala flu babi, harap segera dirawat di puskesmas dan rumah sakit terdekat," katanya. Cuaca di Malang yang cenderung dingin, jelas Agus, sangat berpotensi menularkan virus kepada orang lain. Dengan prosentase angka kematian antara 8 hingga 10 persen.
EKO WIDIANTO