"Portal ini berisi database seluruh Ilmuwan Internasional Indonesia yang bisa diakses Perguruan Tinggi," papar Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fasli Jalal dikantornya Senin (13/7).
Ahad lalu (5/7), Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) dibentuk di Gedung Museon, Den Haag, Belanda. Deklarasi ini menyatukan komitmen dari para ilmuwan, pemuda, dan mahasiswa Indonesia di seluruh dunia dalam basis akademisi.
Fasli menyatakan inisiasi I4 untuk menghubungkan dua ratus ilmuwan Indonesia yang kini tengah belajar, mengajar, bekerja di lembaga riset atau perusahaan dan lembaga di dunia. "Mereka siap membagi ilmunya ke tanah air," imbuhnya. Dengan portal database bersama, Perguruan Tinggi bisa mencari mitra riset atau pun mengundang ilmuwan tersebut sebagai dosen tamu di Indonesia.
Departemen, kata Fasli, mempersilahkan para ilmuwan tersebut menimbal ilmu dan pengalaman di luar negeri. "Sembari terus membangun kesiapan di dalam negeri," ujarnya. Ia tidak bisa memaksa mereka untuk kembali mengabdi, karena terkadang karena minimnya fasilitas, ilmu mereka justru kurang optimal digunakan.
Pihaknya berencana mengantisipasi situasi dengan membuat aturan perencanaan usai tugas belajar. "Jadi 6 bulan sebelum pulang dari tugas belajar, Ilmuwan harus menyusun perencanaan dengan institusinya," sarannya. Kalau dana pemerintah memungkinkan, Fasli menambahkan, akan ada skema khusus pendanaan bagi penelitian.
Tujuan skema dana tersebut, agar para peneliti yang baru tugas belajar bisa mendapatkan dana untuk mengembangkan ilmunya. "Mungkin dia (peneliti), selama belajar menemukan paten, itu kan harus dihargai," urai Fasli. Mekanisme bisa kontrak ataupun kerjasama dengan institusinya.
Direktorat Pendidikan Tinggi kini terus mendukung publikasi jurnal internasional, pertemuan ilmiah tahunan dan presentasi ilmuwan di forum internasional.
DIANING SARI