“Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan industri batik di Surakarta,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta, Joko Pangarso ketika ditemui, Senin (13/7). Menurut dia, industri batik mendapatkan prioritas karena menjadi salah satu industri kreatif andalan di Kota Surakarta.
Menurut Pangarso, anggaran sebesar Rp 750 juta tersebut akan diturunkan dalam beberapa tahap. “Tahap pertama awal tahun lalu berupa kegiatan pelatihan terhadap 20 perajin binaan kita,” ujar Pangarso. Pengusaha kecil binaan dinas tersebut kebanyakan merupakan pelaku usaha baru di bidang batik.
“Hanya ada beberapa pengusaha lama yang usahanya tidak berkembang,” kata Pangarso. Untuk biaya pelatihan yang meliputi pelatihan produksi, manajemen, dan pemasaran tersebut, pihaknya mengeluarkan anggaran hingga Rp 150 juta.
Dalam waktu dekat, Dinas Perdagangan juga akan memberi bantuan peralatan membatik bagi para pengusaha baru. “Sekarang pengadaan peralatan tersebut baru kita lelang,” kata Pangarso. Pihaknya menganggarkan Rp 250 juta untuk pengadaan peralatan industri itu.
Di akhir tahun nanti, Dinas Perdagangan juga akan mengirimkan hasil produksi dari 20 pengusaha ini ke beberapa pameran, baik tingkat lokal maupun nasional. Kegiatan pameran tersebut akan memakan biaya Rp 350 juta. “Karena kita harus membeli stand dalam pameran tersebut,” ucap Pangarso.
Program yang sama juga telah dilakukan selama 2008 lalu. “Hingga sekarang perkembangan perajin yang dibina pada tahun lalu masih kita pantau,” tuturnya. Menurut dia, pengusaha yang dibina pada tahun lalu hingga saat ini masih bisa terus berproduksi.
AHMAD RAFIQ