TEMPO Interaktif, Jakarta - Seorang pelajar SLTA Nganjuk menjalani pemeriksaan intensif di ruang khusus RSUD Nganjuk. Dia diduga terjangkit virus flu babi setelah mengikuti program pertukaran pelajar di Amerika.
Pelajar berinisial IN yang masih berusia 18 tahun ini dirujuk ke RSUD Nganjuk setelah mengalami demam tinggi dan batuk pada tanggal 8 Juli 2009. Setibanya di Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta pada hari tersebut, IN sempat menjalani pemeriksaan kesehatan oleh petugas Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan bandara.
“Dia dibekali kartu catatan kesehatan agar memeriksakan diri ke dokter. Anjuran itu kami ikuti dengan membawanya ke dokter spesialis penyakit dalam,” kata Icih Sutriasih, ibu korban kepada Tempo, Selasa (14/7).
Setelah mendapat obat antibiotik dan penurun panas, suhu tubuh IN berangsur-angsur normal pada hari berikutnya. Selang dua hari berikutnya dia kembali dibawa ke dokter tersebut untuk memantau perkembangannya. Saat itulah dr Teguh SpPd, dokter yang memeriksa IN menyarankan menjalani rawat inap di RSUD Nganjuk.
“Dokter Teguh khawatir anak saya terkena flu babi karena pernah belajar di Amerika,” kata Icih.
Saat ini IN yang terlihat sehat ditempatkan di ruang khusus dan terisolir dari pasien lainnya. Dengan ditemani sebuah laptop, pelajar perempuan yang mengikuti program pertukaran pelajar American Field Service Youth Exchange Student tersebut membunuh kejenuhannya di atas tempat tidur. IN merupakan satu dari 89 pelajar Indonesia yang mengikuti program pertukaran pelajar di O`fallon Missiouri USA. Mereka berangkat ke negeri Paman Sam sejak Juli 2008 hingga 8 Juli 2009 kemarin.
Sugeng Wahyudi, ayah IN berharap putri keduanya ini tidak terjangkit flu babi. Apalagi selama ini IN tidak pernah mengeluh sakit saat tinggal bersama tiga temannya di salah satu pemondokan di Missiouri. Bahkan menurut IN, kawasan tersebut jauh dari hiruk pikuk flu babi yang sedang mengguncang Amerika.
“Saya kira dia hanya kecapekan saja. Mudah-mudahan bisa segera dibawa pulang,” katanya.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Nganjuk Sugeng mengaku sudah menerima laporan tersebut. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan rumah sakit setempat untuk memberikan penanganan penyakit menular.
“Saya sudah memerintahkan pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium. Kasus ini sudah kami laporkan Surabaya,” katanya saat dihubungi melalui telepon.
Meski belum mengetahui secara pasti kondisi pasien, Sugeng mengkhawatirkan pergaulan IN selama tinggal di Amerika. Apalagi dalam beberapa hari terakhir virus tersebut sudah masuk ke Indonesia dengan cepat.
HARI TRI WASONO