“Musim kemarau sudah berdampak di empat kecamatan yang sawahnya kering,” ujar Dedi, kepada wartawan, hari ini, Rabu (15/7).
Menurut Dedi, kekeringan itu antara lain terjadi di Kabupaten Pandeglang di Kecamatan Cikeusik melanda sawah seluas 126 hektare, Cikeudal dan Menes masing-masing 2 hektare sawah. Sedangkan untuk Kabupaten Lebak terjadi di Kecamatan Malingping seluas 262 hektare sawah.
“Semua baru terkena kekeringan dan belum ada yang tanaman padi terkena puso. Musim kemarau ini akan kami manfaatkan untuk memperbaiki irigasi” kata dia.
Sejak sebulan terakhir, debit air sungai yang ada di Provinsi Banten mulai surut akibat musim kemarau. Akibatnya, untuk mencegah kekeringan, aliran irigasi harus digilir. “Penurunan debit air saat ini hingga 60 persen, untuk itu pengaturan air harus digilir,” kata dia.
Sebelumnya, Kepala Bidang Irigasi Dinas Permukiman dan Sumber Daya Air Provinsi Banten, Daud Yusuf, mengatakan dari 13 saluran irigasi yang menjadi kewenangan Pemerintah Banten, delapan saluran di antaranya mengalami kerusakan. Saluran tersebut yaitu di sungai Cibanten dan Cipare, Cihuni, Pasir Erih, Cilangkahan, Cibinuangen, Cipontang, serta Cisata.
Pemerintah Banten, kata dia, telah menganggarakan dana Rp 18 miliar untuk perbaikan irigasi pertanian yang ada di Banten pada 2009. Saluran irigasi pertanian yang tidak berfungsi akibat mengalami kerusakan, saat ini mencapi 30 persen dari 20.474 hektare irigasi yang ada. “Anggaran yang disipakan yaitu Rp18 miliar,” kata dia.
MABSUTI IBNU MARHAS