TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Pasien yang poistif teinfeksi virus H1N1 di Yogyakarta bertambah satu orang. Setelah AR, pelajar Jogja dan ED, mahasiswi Australia terbukti positif terkena Flu H1N1, satu orang berinisal S, warga Sleman juga positif terinfeksi virus H1N1.
“Data S baru kami terima,” kata Tim Penanganan Flu Burung dan Flu H1N1 RSUP dr. Sardjito Yogyakarta dr Sumardi, di kepatihan, Jumat (17/6) dalam jumpa pers dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian. AR, Ed, dan S, kini dirawat di RS Sardjito. Sementara untuk enam dokter suspek Flu H1N1 sepulang dari Seoul, Korea Selatan, menurut Sumardi, kondisinya kian membaik.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Bondan Agus Suryanto mengatakan hingga 16 juli 2009, di Indonesia sudah tercatat 142 orang terinfeksi virus H1N1 dengan perincian 77 orang laki-laki dan 65 orang perempuan. Dari jumlah itu belum satupun pasien terbukti meninggal disebabkan oleh infeksi H1N1. “Meskipun ada 2 kasus yang diduga meninggal karena virus tersebut,” kata dia. Menurut Agus, angka kematian flu babi sangat rendah yakni 0,45 % untuk dunia, dan Indonesia 0%. “Jadi masyarakat jangan terlalu khawatir,” kata Bondan.
Untuk wilayah Yogyakarta sendiri, total suspek flu babi berjumlah 15 kasus. Lima kasus diantaranya sudah memiliki hasil pemeriksaan Poly Merase Chain reaction PCR dengan 2 kasus negatif H1N1. Sementara untuk jumlah subpopulasi beresiko yang telah teridentifikasi sebesar 95 orang terdiri dari 90 orang baru berkunjung dari luar negeri yang terjangkit, dan empat orang kontak langsung dengan penderita Suspek H1N1 serta 1 orang WNA dari negara yang terjangkit.
Sumardi menambahkan, pengeluaran biaya terbesar untuk merawat para pasien Flu H1N1 adalah baju pelindung sekali pakai. “Baju pelindung pasien Flu H1N1 yang mirip pakaian astronot untuk 10 orang Rp 15 juta per hari,” ujarnya. Dana untuk biaya perawatan pasien diperoleh dari negara donor.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi DIY Nanang Suwandi mengatakan telah berkoordinasi kabupaten/ Kota untuk melakukan penanganan disinvektan terhadap kandang-kandang ternak milik masyarakat. Dia merinci di Kabupaten Bantul sudah digunakan sebanyak 160 liter, di Kotamadya 10 liter, di Gunung Kidul 20 liter, di Sleman 50 liter, dan Kulonprogo 52 liter.
BERNADA RURIT