TEMPO Interaktif, Serang - Kekeringan di Banten mulai meluas seiring jarangnya hujan dalam beberapa bulan terakhir. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Banten, sebanyak 166 hektare sawah mengalami kekeringan di empat kecamatan di Kabupaten Pandeglang dan Lebak, namun saat ini kekeringan juga mulai menimpa delapan situ yang berada di Lebak.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten, Dedi Rusmansyah, mengatakan kekeringan melanda ribuan hektare tanaman padi dengan rata-rata umur tanaman 95-100 hari setelah tanam (HST).
Menurut dia, kekeringan terjadi di Kecamatan Cikeusik seluas 162 hektare, Cikeudal 2 hektare, Menes 2 Hektare, serta Malingping 262 hektar. "Meski kekeringan, tapi belum mengalami puso," ujarnya, Jumat (24/7).
Tidak hanya itu, sebanyak delapan situ di Kabupaten Lebak kini mulai mengering. Akibatnya, ribuan hektare sawah dalam beberapa hari mendatang akan terancam mengering. Padahal, saat ini sudah memasuki musim tanam (MT) ketiga pada tahun 2009 ini.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kabupaten Lebak Wahab Rahmat mengatakan kedelapan situ irigasi yang mulai menyusut debit airnya di Lebak adalah Situ Cisangu Atas yang biasa menyuplai 446 hektare sawah, Situ Cimarga yang biasa menyuplai 211 hektare.
Selain itu, kata Rahmat, kekeringan juga mulai terjadi di Cilembun dengan luas layanan 185 hektare, Pasir Bedil dengan luas layanan 150 hektar, Situe Citamiang dengan luas layanan 150 hektare, Situ Cilangkahan dengan luas layanan 432 hektare, Cimandiri dengan luas layanan 500 hektare, dan Situ Cijoro dengan luas layanan 55 hektare.
Menurut Rahmat, pihaknya telah mengimbau para petani di wilayah krisis air agar tidak melakukan penanaman padi pada musim kemarau ini, karena khawatir akan gagal penen.
Meski demikian, lanjut Wahab, pihaknya terus melakukan pengawasan terkait ketersediaan stok air irigasi di wilayah lain yang ada di Kabupaten Lebak.
MABSUTI IBNU MARHAS