Puluhan sopir itu Senin, (27/7) mendatangi kantor Dinas Perhubungan di Jalan Dr. Sitanala. Mereka beralasan penghasilan menjadi kecil kalau ada penambahan armada lain.
Sopir angkutan datang dari berbagai trayek antara lain; Cimone-Tigaraksa, Cikokol-Kalideres, Kapuk-Kalideres- Serpong, Gading Serpong-Lippo Karawaci, Pasar Anyar-Cipondoh.
Tak hanya kekhawatiran soal armada, para pengunjuk rasa juga mendesak Dinas Perhubungan menertibkan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan bus karyawan yang tak mengantongi izin.
“Penambahan armada baru mempengaruhi penghasilan. Uang sewa (-penumpang) tipis apalagi jumlah setoran makin besar,”kata Kinong, 32 tahun, salah seorang sopir.
Sebaliknya, Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Tangerang Fatchul membantah adanya penambahan armada. “Kami menambah armada terakhir tahun 2008. Yang dimaksud SPAU mungkin penambahan armada jurusan Kalideres Jakarta – Kota Bumi. Tapi itu bukan rekomendasi kami,”ujar Fatchul.
Pemutihan kendaraan di Kota Tangerang, kata Fatchul, hanya dikeluarkan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, bukan Dinas Perhubungan lagi.
AYU CIPTA