TEMPO Interaktif, BANDUNG - Bandara Husein Sastra Negara, Bandung ternyata tergolong areal yang rawan penyelundupan barang "jahanam" seperti narkoba atau barang elektronik. Direktorat Bea dan Cukai sudah lama mengeluhkan kawasan ini menyusul minimnya peralatan X- Ray sebagai sarana pemeriksa penunjang.
"Bea dan cukai hanya melakukan pengawasan secara kasat mata satu persatu, karena X-Ray yag dimiliki tidak maksimal karena sudah lama." kata Mathian Buluama, Kepala Pelayanan Pratama Bea dan Cukai wilayah Bandung usai sosialisasi Kawasan Industri Berikat, Selasa (28/7).
Sebagai gantinya, Bea dan Cukai menyiapkan 10 petugas yang piket dalam dua shif kerja. Termasuk mendatangkan anjing pelacak. Adapun sarana X- Ray sendiri, sudah diajukan penggantian alat baru ke Direktorat. Namun hingga saat ini belum ditemukan penyelundupan. " Kecilnya bandara juga menyulitkan petugas untuk memantau secara kasat mata."ujarnya.
Meski begitu, modus penyelundupan barang elektronik tak hanya dilakukan wisatawan asing, tapi juga warga Bandung. Misalnya mahasiswa asal Bandung yang berlibur ke Singapura, pulangnya membawa barang elektronik yang banyak seperti iPhone. Barang itu harus disita atau dipulangkan ke negara asal karena barang yang diperbolekan masuk tidak lebih dari US$ 250."Padahal perbuatan itu bisa dipidanakan, tapi karena alasan para mahasiswa bukan untuk dijual belikan hanya pesanan temannya, barangnya disuruh dikirim kembali kenegara asal, atau disita bea dan cukai," ungkapnya.
Kepala Bandara Husein Sastra Negara Mulya Abdi menyatakan, Bandara Husein sebenarnya sudah memenuhi standar untuk melayani penumpang internasional. Karena itu, peralatan X- Ray sudah menjadi sebuah kemutlakan. Sejauh ini, pihaknya telah melakukan pengaasan ketat, dengan memakai peralatan serupa milik Angkasa Pura.
ALWAN RIDHA RAMDANI