Koran Harian Cina mengatakan jumlah aborsi yang sebenarnya diyakini akan lebih tinggi karena 13 juta gadis itu melakukan aborsi melewati prosedur di rumah sakit. Namun bisa jauh lebih banyak dilakukan di klinik di pedesaan yang tidak terdaftar. Selain itu, sekitar 10 juta pil aborsi dijual setiap tahun di Cina.
Wu Shangchun, pejabat pemerintah departemen Populasi Nasional dan Komisi Keluarga Berencana, mengatakan bahwa hampir setengah dari perempuan yang aborsi di Cina tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Cina sebenarnya menerapkan aturan kontrol ketat mengenai kelahiran di tahun 1970-an, sehingga pasangan paling hanya satu anak. Sterilisasi dan penggunaan kontrasepsi atau IUDs, untuk perempuan dipromosikan secara luas dan subsidi kontrasepsi untuk perempuan belum menikah.
Dilaporkan sekitar 62 persen dari perempuan yang melakukan aborsi adalah belum berumah tangga dan berusia antara 20 dan 29 tahun.
Wu mengatakan dalam koran bahwa mengurangi jumlah aborsi merupakan tantangan berat yang dihadapi negara. Profesor Universitas Beijing Li Ying, yang dikutip Koran mengatakan bahwa pendidikan seks perlu ditingkatkan di tingkat universitas dan juga orang tua Cina, yang dibutuhkan untuk mengajar anak-anak mereka tentang seks.
Pemerintah mengatakan keluarga berencana sejak tahun 1970-an - termasuk kontrasepsi, sterilisasi dan prsedur aborsi- usaha untuk mencegah tambahan 400 juta kelahiran di dunia di negara yang paling padat penduduknya dengan jumlah penduduk 1,3 miliar orang.
Sekitar 1,2 juta perempuan aborsi setiap tahun di Amerika Serikat, yang memiliki jumlah penduduk hanya lebih dari 300 juta orang.
AP| NUR HARYANTO