TEMPO Interaktif, Malang - Memasuki musim kemarau, kawasan kaldera tengger berupa padang savana dengan hamparan rerumputan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terbakar. Diperkirakan luas padang savana yang terbakar seluas 50 hektare. Beruntung, kebakaran tak meluas membakar vegetasi alami di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. "Petugas taman nasional menjinakkan api menggunakan alat seadanya seperti ranting, dahan pohon dan alat tradisional lainnya," kata juru bicara Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN BTS), Nova Elina, Jumat (31/7).
Kebakaran terjadi di Pusung Plegrek blok Penggol. Diduga, kebakaran daerah padang savana ini disengaja oleh orang yang tak bertanggungjawab. Kini, disebar para petugas patroli menyusuri kawasan kaldera tengger yang berupa padang savana seluas 5.250 hektare. Serta, dibentuk tim khusus untuk mencegah kebakaran di kawasan padang savana. Di kawasan yang rawan kebakaran didirikan empat posko pendalian kebakaran yakni posko Ngadas Kabupaten Malang, Ranupani Kabupaten Lumajang, Wonokitri Kabupaten Pasuruan dan Cemorolawang Kabupaten Probolinggo. Setiap posko dijaga 10 relawan warga setempat.
Petugas juga terus bersiaga mengantisipasi kebakaran susulan. Rerumputan di kawasan padang savana sejak kemarau mengering dan rawan kebakaran. Kebakaran terjadi beberapa kali, berupa titik-titik kecil, masing-masing seluas sekitar setengah hektare. Selama ini pelaku pembakaran diduga penggunjung wisata gunung Bromo yang melalui daerah Ngadas Kabupaten Malang. Mereka buang puntung rokok sembarangan atau saat malam hari mereka lupa mematikan perapian yang mereka bikin dari ranting pohon.
Dari kawasan Kaldera Tengger seluas 5.250 hektare, sekitar 1.000 hektare di antaranya berupa lautan pasir dan 1.500 hektare merupakan padang rumput savana. Sedangkan, 2.750 hektar sisanya merupakan lahan yang ditanami cemara gunung dan akasia decuren. Saat ini vegetasi pepohonan seperti cemara gunung masih tampak hijau. Sementara, vegetasi rumput mengering berwarna coklat kekuningan.
Secara administratif, kaldera Tengger ini berada di empat wilayah admnimistrasi pemerintahan, wilayah Bantengan sampai dengan Ranupane masuk wilayah Kabupaten Lumajang, daerah lautan pasir termasuk dalam Kabupaten Probolinggo. wilayah Kabupaten Pasuruan terdiri dari daerah Kandangan dan Argowulan, sementara yang termasuk dalam Kabupaten Malang adalah daerah Jemplang dan sekitarnya.
Pada 2007, kebakaran terjadi di 65 titik dengan total luas lahan yang terbakar mencapai 1.019 hektar. Sekitar 80 persen kebakaran di kaldera Tengger disebabkan ulah manusia bukan faktor alam.
EKO WIDIANTO