Menurut Ike, sejauh ini setidaknya sudah 32 kali terjadi tawuran antara mahasiswa kedua kampus itu. "Makanya kami membangun pos polisi di sini," katanya, Jum'at (31/7). Ia berharap pos polisi itu dapat mencegah terjadinya tawuran.
Seringnya tawuran antara mahasiswa UKI dengan UPI YAI seperti tidak ada solusinya. Desakan Pemerintah Kotamadya Jakarta Pusat agar UKI memindahkan perkuliahan mahasiswa S 1 Fakultas Hukum ke Cawang juga ditolak.
Tawuran terakhir terjadi pada 3 dan 4 Juni lalu. Akibatnya, sejumlah gedung milik UKI hangus terbakar karena dilempar dengan bom molotov. Sedikitnya 9 mahasiswa harus dirawat di rumah sakit karena terkena lemparan batu dan sabetan senjata tajam. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo juga protes karena tawuran yang terjadi di Jalan Diponegoro itu tepat berada di depan pintu masuk rumah sakit.
SOFIAN