TEMPO Interaktif, Balikpapan - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut dan Thailand melaksanakan latihan operasi anti teror di perairan Balikpapan Kalimantan Timur. Latihan tersebut untuk antisipasi kemungkian adanya kejahatan terorisme di kapal-kapal. "Kejahatan teror di laut dan di darat berbeda. Perlu antisipasi khusus," kata Komandan Pangkalan TNI AL Balikpapan, Letnan Kolonel Retarto, Senin (3/8).
Retarto mengatakan, TNI AL menurunkan 7 personil pasukan khusus dari pasukan katak, intai amfibi dan Detasemen Jala Mangkara. Pasukan khusus TNI AL, katanya berkolaborasi dengan pasukan khusus Thailand.
Retarto menjelaskan, skenario latihan terjadi saat ada aksi pembajakan kapal dilakukan teroris di perairan Balikpapan. Pelaku mengancam akan meledakan kapal serta seluruh penumpangnya. "Akan kami bahas dan teknik pelaksanaan pembebasan para sandera," ungkapnya.
Pasukan khusus dua negara, kata Retarto akan membekuk para tersangka serta mengamankan tawanan serta kapalnya. Seluruh tahanan langsung dibawa ke Balikpapan untuk dilakukan pemeriksaan.
Selain itu, dua negara juga melakukan latihan pertempuran laut antara kapal masing-masing negara. Disiapkan 4 kapal perang untuk melaksanakan latihan perang laut ini.
TNI AL menyiapkan KRI Fatahilla-361 dan KRI Slamet Riyadi-441 jenis Corvette dengan 200 personil. Adapun Thailand dengan kekuatan HTMS Rattnakosin-441 (Corvette) dan HTMS Phutthaloetla Naphalai -462 (Fregat).
Rombongan AL Thailand dipimpin Kolonel Samchi Nabaychany dengan 305 personil. Pasukan AL Thailand nantinya langsung ikut hajatan Sail Bunaken 2009 di Sulawesi Utara Menado pada 12-20 Agustus 2009.
Acara pembukaan latihan gabungan pada pada 3-8 Agustus akan dipimpin langsung Komandan Gugus Tempur Laut Timur, Laksamana Madya RM Harahap.
SG WIBISONO