TEMPO Interaktif, CIREBON - Setidaknya tiga lokasi di kawasan hutan Gunung Ciremai dinyatakan rawan kebakaran. Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNG) pun telah membentuk satgas pengendalian api.
Tiga lokasi itu terdapat di daerah Batuluhur, Kecamatan Pasawahan, Daerah lambosir di Kecamatan Cilimus dan daerah Sayana, Kecamatan Jalaksana. "Sebagian besar ditumbuhi ilalang, sehingga di setiap musim kemarau ketiga daerah itu selalu rawan kebakaran" kata Kepala Sub Bagian TU BTNGC, Unang Surahman.
Kebakaran hutan terhebat terjadi sekitar 2006 lalu. Saat itu sekitar 4 ribu hektar kawasan hutan terbakar. Untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan saat ini pihaknya sudah membentuk satuan tugas. "Kami sudah membentuk Brigadir Kebakaran Hutan," kata Unang.
Petugasnya sebanyak 30 orang yang merupakan orang-orang BTNGC. Mereka bertugas memantau kawasan hutan dan melaporkan serta turun langsung untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran hutan.
Masyarakat pun turut dilibatkan yaitu dengan membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA). "Kelompok ini terdiri dari masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan Gunung Ciremai," kata Unang.
Kelompok ini terdiri dari 30 orang dan mereka pun akan ikut turun langsung saat terjadi kebakaran hutan. Namun tugas utama mereka adalah untuk mencegah terjadinya kebakaran yang disebabkan masyarakat di sekitar kawasan hutan Gunung Ciremai.
Selain itu, bekerja sama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kuningan, Satpol PP, TNI dan Polri dan masyarakat pecinta alam, mereka pun telah melakukan apel siaga beberapa waktu lalu. "terdiri dari 250 orang, semua siap diterjunkan saat terjadi kebakaran hutan," katanya.
IVANSYAH