Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Symantec Kenalkan Cara Baru Mendeteksi Virus  

image-gnews
Sistem Reputasi Virus
Sistem Reputasi Virus
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Anak muda itu, Carey Nachenberg, adalah potret sebuah gairah yang meletup-letup soal antivirus. Di otaknya seperti tertulis sejarah revolusi ledakan virus komputer.

Dia mulai bergabung dengan perusahaan software komputer Norton pada 19 tahun yang lalu, dua tahun setelah itu dia berkecimpung dalam urusan mencari virus beserta obat pembasminya. Tapi, lelaki itu tak pernah membayangkan serangan virus dan intrusi ke komputer sampai semeledak sekarang.

Lihatlah, pada 2000, Symantec, salah satu perusahaan ternama pembuat antivirus, berhasil mendeteksi 1.500 jenis (signature) virus. Setahun kemudian, jumlah itu meningkat 13,6 kali lipat menjadi 20.547 virus. Lalu, sembilan tahun kemudian, pada 2009 ini, sudah ditemukan 2,5 juta virus! Benar-benar revolusi yang dahsyat. Padahal tahun lalu baru ada 1,8 juta virus baru. Itu belum ditambah lagi dengan ancaman lain seperti trojan, cacing komputer yang total serangannya tahun ini mencapai 120 juta!

Dengan perkembangan itu, "Jangan heran bila peneliti kami, seperti Carey Nachenberg, rambutnya dari gondrong berubah jadi botak. Rontok memikirkan virus baru," kata David Hall, Senior Manager Product Marketing Symantec Asia-Pasifik, setengah bercanda. Dia lalu menunjuk foto evolusi rambut Nachenberg dari tahun ke tahun. Salah satu produk bikinan Nachenberg adalah fitur membasmi cacing komputer Code Red.

Dengan jutaan virus baru yang muncul setiap tahun, menurut Gary Egan, Director Product Management Symantec Asia-Pasifik, nyaris tak mungkin antivirus cuma mengandalkan teknologi lama, yakni cuma melakukan scanning terhadap berkas atau file. Dalam acara Symantec's Technical Reviewer Workshop di Singapura pada 16-17 Juli lalu, Egan menuturkan, virus beranak pinak luar biasa cepatnya. Kadang mereka lahir dengan nama berkas yang berbeda dan ciri-ciri yang berbeda. Database dari perusahaan antivirus kadang tak bisa mengimbangi cepatnya perkembangan virus. Karena itulah, Symantec mengenalkan teknologi baru untuk mengetahui sebuah berkas dianggap baik atau jahat buat komputer. Teknologi itu adalah reputasi.

Cara kerja teknologi ini mirip dengan kebiasaan para pengguna Internet selama ini. Misal, saat orang ingin ke restoran, orang bertanya kepada teman atau situs Internet, mana restoran yang paling enak masakannya, paling terjangkau harganya, atau yang asyik suasananya. Ada yang memberi nilai baik, ada juga yang memberi nilai buruk pada sebuah restoran. Bila dirata-rata, didapatlah nilai reputasi sebuah restoran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cara inilah yang ditiru Symantec. Saat diunduh dari komputer, sebuah berkas dokumen akan dicocokkan dengan pusat data Symantec, apakah berkas itu memiliki reputasi baik atau jahat. Symantec selama ini bekerja sama dengan 130 juta pengguna aktif Symantec. Mereka selalu memberikan masukan kalau ada virus baru. Dalam satu hari, laboratorium Symantec menerima kiriman 5 sampai 20 juta virus. Dengan mengutip "pendapat" 130 juta pengguna aktif itu, Symantec dengan mudah membangun database yang bisa menyeleksi apakah sebuah berkas digolongkan "baik", "jahat", atau malah "belum jelas" identitasnya.

Bila berkas itu tergolong "baik", komputer tak akan memindainya, melainkan langsung menerima. Kalau berkas itu tergolong "jahat", berkas itu langsung ditolak. Adapun bila berkas itu masih "belum jelas" statusnya, komputer akan memindainya dan mencocokkan dengan database virus. "Jadi tak semua berkas harus dipindai. Ini akan lebih enteng karena memindai file butuh waktu dan energi yang lama," kata Hall.

Sistem reputasi ini akan diperkenalkan pada produk Symantec terbaru, yakni Norton 2010. Cara ini membuat antivirus Symantec lebih enteng, tapi juga efektif membekuk virus karena ditolong oleh reputasi yang dijaga oleh 130 juta pengguna aktif.

Burhan Sholihin (Singapura)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

10 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

11 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

11 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

15 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

17 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

18 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

19 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

19 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

22 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

23 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?