“Bunga Sertifikat Bank Indonesia masih relatif tinggi di kawasan, sehingga pengurangan investasi di SBI pun tampaknya tidak akan terlalu signifikan,” kata Purbaya saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (5/8).
Dia menjelaskan, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate merupakan sinyal positif buat pasar. Sebab, bunga rendah memberikan harapan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
Artinya, dia melanjutkan, perusahaan-perusahaan mempunyai prospek keuntungan yang lebih baik seiring perbaikan ekonomi. Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis point menjadi 6,5 persen.
Keputusan menurunkan BI Rate ini diambil setelah rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia menyimpulkan tren penurunan inflasi masih berlanjut seiring terbatasnya permintaan domestik dan terus menurunnya ekspektasi inflasi.
Dewan Gubernur juga berpandangan, penurunan BI Rate masih konsisten dengan sasaran inflasi bank sentral ke depan. Namun demikian BI mencermati munculnya tekanan inflasi tahun depan yang bersumber dari meningkatnya permintaan domestik dan kenaikan harga komoditas di pasar internasional.
Bank Indonesia melihat perkembangan yang semakin positif di sektor keuangan. Respons suku bunga perbankan terhadap penurunan BI Rate pun mulai membaik.
Bank Indonesia memutuskan pada Rabu (5/8) ini untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis point dari sebelumnya 6,75 menjadi 6,5 persen. Sebelumnya, Juni lalu, BI Rate juga turun menjadi 7 persen. Pada Mei, Bank Indonesia sudah menurunkan bunga acuan sebesar 0,25 persen menjadi 7,25 persen.
EKO NOPIANSYAH