Pada kuartal kedua tahun ini, AIG meraup pendapatan bersih US$ 1,82 miliar atau sekitar Rp 18 triliun, setara US$ 2,30 per lembar saham, naik bila dibandingkan dengan kerugian bersih US$ 5,36 miliar atau sekitar Rp 53 triliun pada tahun sebelumnya yang setara US$ 41,13 per lembar.
Seperti yang dikutip Bloomberg, Jumat (7/8) waktu setempat, perusahaan yang bermarkas di New York, AS itu juga menyebutkan, pendapatan operasional perusahaan, di luar hasil investasi, sebesar US$ 2,57 per lembar, menaklukkan estimasi analis yang disurvei Bloomberg pada angka US$ 1,07 per lembar.
Hasil itu sedikit menenteramkan hati Robert Benmosche, Direktur Utama kelima sejak 2005. mantan bos MetLife Inc. itu, yang akan menggantikan Edward Liddy pekan depan, harus emnanggung kewajiban membayar dana pinjaman US$ 182,5 kepada pemerintah AS.
AIG mencatat kerugian bersih hingga lebih dari US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1 kuadriliun (Rp 1.000 triliun) yang diakibatkan oleh ambruknya pasar properti dalam enam kuartal yang berakhir pada 31 Maret. “Hal ini memberikan dia (Robert) lebih banyak waktu," kata Haag Sherman, yang mengelola investasi US$ 7,3 miliar atau sekitar Rp Rp 73 triliun sebagai kepala investasi di Salient Partners, Houston.
Menurut Haag, Robert bisa menggunakan laba operasional itu untuk menunjukkan bahwa AIG memiliki aset-aset yang bagus. "Ddan mereka hanya memerlukan lebih banyak waktu untuk menanamkan dananya dalam cara-cara yang lebih rapi untuk mendapatkan harga terbaik bagi pemegang saham dan pemerintah AS."
BOBBY CHANDRA