TEMPO Interaktif, Malang - Pasien terduga (suspect) flu babi di Kabupaten Malang meluas. Dua Pondok Pesantren di Poncokusumo juga terpapar penyakit asal Meksiko ini. Sebanyak 11 santri di Pesantren Al Ittihad Desa Belung dan 55 santri Pesantren Darussaadah Desa Gubuk Klakah menjalani perawatan di aula pesantren masing-masing.
"Tim surveilance epidemiologi flu babi telah diturunkan untuk memeriksa kondisi para santri," Kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Agus Wahyu Arifin, Senin (10/8).
Para santri diambil contoh darah dan lendir untuk diuji di laboratorium memastikan jenis penyakit yang dideritanya. Para santri mengalami gejala mirip flu babi ditandai dengan panas tinggi, batuk disertai sesak nafas selama dua hari terakhir. Sedangkan, dua santri lain telah dirujuk ke Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Untuk sementara, tim dokter Puskesmas Poncokusumo telah memberikan tamiflu untuk mencegah penyakit agar tak menjalar lebih jauh.
Pasien, juga dirawat dalam satu ruangan yang terpisah dengan santri penghuni pasantren lain untuk mencegah penularan. Masker penutup mulut dan hidung juga disebarkan kepada para santri agar tak tertular dari pasien terduga flu babi. Seluruh para medis di Poncokusumo dikerahkan untuk mengendalikan penyebaran penyakit terhadap penduduk sekitar Pondok Pesantren.
Agus juga mengaku telah mengeluarkan surat kepada pimpinan Pondok Pesantren dan Kepala Sekolah se Kabupaten Malang untuk segera melaporkan jika ditemukan santri atau siswa yang menderita gejala flu babi. Tujuannya, untuk mempermudah pengendalian serta menangani penyakit flu babi agar tak cepat menyebar di Kabupaten Malang. "Ini merupakan bentuk kesiapsiagaan, untuk memudahkan penanganan," katanya.
Seluruh Puskesmas, kata Agus, juga disiagakan dalam mengantisipasi ancaman mewabahnya penyakit flu babi ini. Seluruh Puskesmas juga disiapkan tablet tamiflu untuk mencegah menularan penyakit flu babi. Dari total 17 ribu tablet tamiflu, kini tersisa sekitar 9.200 tablet, sisanya telah digunakan untuk menangani pasien flu babi. Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mendata lebih dari 150 pasien flu babi di Kecamatan Singosari dan Pagelaran.
Dengan jumlah pasein positif flu babi di Kabupaten Malang, Agus mengaku tengah mengusulkan untuk menyatakan status kejadian Luar Biasa (KLB). Namun, sejauh ini Pemerintah Kabupaten Malang tengah melakukan kajian teknis untuk penetapan status KLB tersebut. Termasuk, menyiapkan dana tanggap darurat melalui APBD Kabupaten Malang untuk menangani penyebaran penyakit flu babi. "Menunggu persetujuan Bupati Malang," jelasnya.
Sedangkan, para santri di Pesantren Babussalam Desa Banjarejo Kecamatan Pagelaran yang sebelumnya 144 diantaranya positif menderita flu babi, kini mulai menjalani perawatan pemulihan. Pengurus pesantren Babussalam, Agus Thoriq Darwis mengatakan sebagian santri mulai melakukan aktifitas di sekolah maupun Pondok Pesantren. Kegiatan belajar, mengaji dan sholat berjamaah berjalan normal. "Sudah membaik, demam dan batuk mulai sembuh," jelasnya.
Sementara itu, Kantor Departemen Agama Kabupaten Malang mengantisipasi ancaman penularan virus H1N1 dengan menyebarkan 5.000 masker ke seluruh Pondok Pesantren di Kabupaten Malang. Total sebanyak 580 Pesantren di Kabupaten Malang telah didistribusikan masker. "Masker ini didanai dari Badan amil Zakat," kata Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Malang, Musta'in.
Sementara itu, para pengasuh Pesantren se Kabupaten Malang juga telah diberikan penyuluhan untuk melakukan berbagai langkah untuk mencegah penularan virus flu burung. Para dokter da petugas kesehatan dilibatkan dalam sosialisasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang ini. Para santri juga diminta untuk menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungungan di sekitar Pesantren.
EKO WIDIANTO