Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan naiknya indeks bisnis menunjukkan kondisi bisnis yang membaik dari triwulan sebelumnya. "Semua sektor mengalami peningkatan indeks," ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Senin (10/7).
Indeks Tendensi Bisnis adalah indikator perkembangan ekonomi terkini dengan data dari survei tendensi bisnis yang dilakukan oleh BPS dan Bank Indonesia. Jumlah sampel triwulan dua sebanyak 2.300 perusahaan besar dan sedang dengan responden pimpinan perusahaan.
Rusman menjelaskan peningkatan indeks bisnis disebabkan oleh peningkatan pendapatan usaha, kapasitas produksi, dan rata-rata jam kerja. "Tapi belum ke titik normal," kata dia. Faktor lain yang juga mempengaruhi yakni peningkatan permintaan domestik terkait libur sekolah, tahun ajaran baru, dan kegiatan kampanye pemilu.
Menurut BPS, sektor transportasi dan telekomunikasi naik tertinggi dengan nilai indeks 115,66, disusul sektor jasa dengan indeks 114,99, dan sektor listrik, gas, dan air bersih dengan indeks 114,92. Sementara sektor industri pengolah mengalami peningkatan bisnis terendah dengan nilai indeks 102,48.
Sektor jasa mengalami peningkatan pendapatan usaha terbesar dengan nilai indeks 122,64 sementara industri pengolahan mengalami peningkatan pendapatan usaha terendah dengan indeks 101,67.
Indeks bisnis triwulan ketiga diperkirakan akan tetap berada di atas acuan indeks optimistis 100, sebesar 107,8. Rusman mengatakan peningkatan ini disebabkan pengaruh permintaan domestik menjelang bulan puasa dan hari raya Lebaran. "Semua sektor ekonomi mengalami peningkatan indeks kecuali sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan," jelasnya.
RIEKA RAHADIANA