TEMPO Interaktif, Malang - Wabah flu babi meluas di Kabupaten Malang. Setelah sebelumnya sempat ditemukan gejalanya di tiga pesantren di Singosari dan Pagelaran, kini juga ditemukan di Poncokusumo. Pemeriksaan tim surveilance epidemiologi flu babi dengan mengambil contoh darah dan liur sejumlah warga yang sakit flu di Poncokusumo, menunjukkan positif flu babi. "Hasil pemeriksaan laboratorium, kami terima Rabu kemarin (12/8)," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Agus Wahyu Arifin, Kamis (13/8).
Untuk itu, kini petugas Dinas Kesehatan setempat diturunkan untuk mengawasi para pasien flu babi tersebut. Agar penyakit flu babi ini tak meluas dan menular. Serta mengambil dua contoh darah dan air liur ulang karena dua contoh sebelumnya mengalami kerusakan. Pengambilan contoh darah dan air liur ulang ini untuk mempertegas hasil pemeriksaan contoh sebelumnya. Dinas Kesehatan juga telah memasok obat tamiflu ke seluruh Puskesmas di Malang. Berdasarkan data inventarisasi obat dan farmasi di Malang, sekitar 78 ribu tablet obat tamiflu yang dipasok telah memasuki masa kadaluwarsa pada November mendatang. Sehingga harus segera dimusnahkan agar tak menimbulkan masalah baru bagi pasien flu babi. "Sesuai prosedur, sebulan sebelum masa kadaluwarsa harus dimusnahkan," jelas Agus Wahyu Arifin.
Saat ini telah dipasok obat tamiflu baru ke seluruh Puskesmas. Setiap Puskesmas dipasok obat tamiflu sekitar 100 tablet dengan batas kadaluwarsa sampai 2011. Sedangkan bagi Puskesmas Pagelaran, Singosari dan Poncokusumo pasokan tamiflu mencapai 300 tablet. Untuk persediaan, jika ditemukan pasien flu babi baru.
Ia menyebutkan jika sekitar 140-an pasien flu babi di Kabupaten Malang, kini kondisinya sudah mulai membaik. Kondisi kesehatan tubuh para pasien mulai meningkat dan sebagian telah melakukan aktifitas seperti biasanya. "Mereka telah sembuh, tak ada yang sampai meninggal," katanya.
EKO WIDIANTO