Kerja sama ini meliputi maintenance training develompent (pengembangan pendidikan teknisi), flight training development (pengembangan pendidikan penerbang), manpower (program pengembangan sumber daya manusia), dan deliverable schedule (kerja sama lanjutan). "Ini sebagai salah satu bentuk perealisasian program Go Global yang sedang dijalankan Badan Diklat Perhubungan," kata Kepala Badan Diklat Departemen Perhubungan Dedi Darmawan seusai menandatangani perjanjian kerja sama dengan The Boeing Company, di Jakarta, Jumat (14/8).
Apalagi, ia melanjutkan, program Go Global bertujuan mengejar ketertinggalan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan tenaga ahli di dunia penerbangan. Sehingga, langkah kerja sama ini diproyeksikan mampu menghasilkan sekitar 300-600 tenaga ahli teknisi penerbangan profesional per tahun pada 2011.
Sebab dalam kurun lima tahun mendatang, dibutuhkan sedikitnya 1.500 tenaga ahli teknisi pesawat terbang untuk tingkat dasar. "Sementara, sekolah-sekolah terkait yang ada di Indonesia hanya mampu memproduksi sebanyak 150 tenaga per tahun," ujarnya.
Untuk merealisasikan program kerja sama ini, Badan Pendidikan dan Pelatihan akan mengirimkan 12 orang untuk mengikuti pendidikan di markas Boeing, di Seattle, Amerika Serikat, sebagai tahap pertama. Selain mengikuti program dasar tentang teknik-teknik pesawat terbang berstandar Boeing, para peserta itu juga akan digembleng mendapatkan sertifikasi rating khusus sesuai tipe pesawat.
Direktur Regional, Pengembangan Bisnis, dan Pelatihan Boeing Andrew H. Choi ikut menjelaskan kerja sama tersebut didasarkan pada keinginan membantu Indonesia dalam meningkatkan standar pendidikan, fasilitas, dan kemampuan sumber daya manusianya, agar mampu bersaing di tingkat internasional. "Biaya pasti ada, tetapi yang terpenting adalah kerjasamanya ini sendiri," kata Andrew.
WAHYUDIN FAHMI