TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah membidik pasar Eropa untuk memasarkan surat utang global yang akan terbit tahun depan. Utang ini akan dipakai membiayai defisit anggaran negara.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, Rahmat Waluyanto, mengatakan pemerintah terus berupaya memperluas instrumen pembiayaan. Perluasan pun dilakukan dengan mencari pasar baru penerbitan obligasi.
Ditemui kemarin, Rahmat menuturkan pemerintah sedang menyiapkan sejumlah varian obligasi baru selain instrumen pembiayaan konvensional yang siap terbit setiap saat.Varian itu tak hanya untuk pasar luar negeri, melainkan juga dalam negeri.
Departemen Keuangan, ujarnya, telah berkoordinasi dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional serta beberapa kementerian dan lembaga untuk membicarakan beberapa instrumen baru, seperti sukuk berbasis proyek.
Pemerintah telah mengantungi fatwa dari Majelis Ulama Indonesia untuk kembali menerbitkan sejumlah surat berharga syariah negara pada 2010. “Nanti kami umumkan,” katanya ketika ditanya berapa nilai rencana penerbitan sukuk itu.
Pada Nota Keuangan 2010, pemerintah memperkirakan defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara mencapai 1,6 persen dari produk domestik bruto, atau sebesar Rp 98 triliun.
Dari sisi pembiayaan anggaran, pemerintah merancang pembiayaan dalam negeri sebesar Rp 107,89 triliun dan pembiayaan luar negeri (netto) sebesar minus Rp 9,88 triliun.
Namun, dalam komponen pembiayaan luar negeri terdapat rencana penarikan pinjaman luar negeri sebesar Rp 57,6 triliun, penerusan pinjaman sebesar minus Rp 8,64 triliun, dan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri sebesar Rp 58,8 triliun.
Rahmat meyakini tidak ada pelarian dana dari negara-negara berkembang, Pasalnya, persepsi risiko investasi di negara berkembang justru turun. Bahkan, permintaan surat utang dari negara-negara berkembang yang berkualitas baik, seperti Surat Utang Negara Indonesia, justru akan meningkat.
"Saat krisis, investor takut berinvestasi karena takut gagal bayar. Tapi kalau masa pemulihan nanti, saya rasa tidak akan terjadi,” kata Rahmat.
AGOENG WIJAYA